Selasa 18 Oct 2022 20:53 WIB

IDAI tidak Anjurkan Setop Konsumsi Sirup Parasetamol, tapi ...

IDAI sebut parasetamol adalah pilihan terakhir yang bisa diambil saat anak demam.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Reiny Dwinanda
Sirup obat batuk (Ilustrasi). Empat sirup obat batuk dan pilek buatan Maiden Pharmaceuticals Limited di India telah dikaitkan dengan kematian 66 anak Gambia.
Foto: Flickr
Sirup obat batuk (Ilustrasi). Empat sirup obat batuk dan pilek buatan Maiden Pharmaceuticals Limited di India telah dikaitkan dengan kematian 66 anak Gambia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso mengklarifikasi pernyataannya terkait penyetopan penggunaan obat sirup parasetamol untuk anak. Ia mengaku tidak menganjurkan penghentian konsumsi sirup pereda nyeri dan demam tersebut melainkan mengedukasi aturan penggunaan obat.

"Ini yang perlu diklarifikasi. Saya tidak anjurkan setop, apalah wewenang saya untuk menyetop. IDAI mengedukasi masyarakat dalam penggunaan obat-obatan agar lebih dahulu melakukan konsultasi ke dokter, jangan beli obat sembarangan," ujar dr Piprim dalam siaran live di akun Instagram resmi IDAI, Selasa (18/10/2022) malam.

Baca Juga

Dr Piprim menyerukan para orang tua untuk tidak perlu panik saat anak terserang demam dan batuk. Ia menjelaskan bahwa pemberian obat pereda demam seperti parasetamol adalah pilihan terakhir yang bisa diambil.

"Batuk pilek itu sebenarnya tidak butuh obat ya, bisa sembuh sendiri, karena demam itu sebenarnya mekanisme pertahanan tubuh untuk mengusir virusnya," jelasnya.

Bila anak demam, dr Piprim menganjurkan untuk tidak terburu-buru memberi obat. Demam anak bisa diredakan dengan kompres hangat.

"Kalau ada gejala demam batuk pilek, kami anjurkan cukup istirahat, banyak tidur, dan asupan cairan yang cukup (minum air putih)," jelas dr Piprim.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement