REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Keluarga Besar Putra Putri (KBPP) Polri Sulawesi Selatan (Sulsel), Prof Zakir Sabara H Wata mengkritik langkah Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto alias Danny Pomanto yang kurang tepat dalam memberi nama petugas pemungut sampah. Menurut dia, penamaan 'polisi sampah' yang diucapkan Danny bisa diartikan menyindir instansi Polri.
"Mengapa yang Anda buat bukan satgas sampah, atau personel patroli sampah atau entah memang sengaja memilih diksi polisi sampah sebagai sindiran atas kondisi yang mendera internal kepolisian beberapa hari belakangan ini," ujar Zakir di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (19/10/2022).
Guru besar teknik kimia Universitas Muslim Indonesia (UMI) itu mempertanyakan diksi 'polisi sampah' secara filosofi bisa menambah beban moral jajaran pimpinan dan personel kepolisian dalam upaya memulihkan kepercayaan dari masyarakat. Padahal, kata dia, langkah mengembalikan wibawa dan citra Polri bukan hanya tanggung jawab pimpinan kepolisian dan jajarannya.
Menurut Zakir, kepala daerah juga mendapat amanah ikut menjaga citra kepolisian. "Amat sangat disayangkan pilihan diksi 'polisi sampah' secara gegabah disematkan untuk sebuah program pemerintah daerah yang digulirkan oleh seorang wali kota," terangnya dalam siaran pers.
Zakir meminta agar Danny bisa sedikit berempati atas sejumlah masalah yang dihadapi internal Polri saat ini. Dengan tidak menambah sejumlah istilah yang mencitrakan secara negatif kepada Polri, kata dia, penggunaan polisi sampah bak nila setitik merusak susu sebelanga.
Dia berpesan, kalau tidak bisa mengambil peran untuk memperbaiki citra dan wibawa kepolisian, paling tidak jangan ikut menambah citra buruk. "Mohon arahan dan bimbingan Bapak Kapolri dan Kapolda Sulawesi Selatan atas hal tersebut di atas karena ini sangat mengganggu kami sebagai bagian dari keluarga besar Polri," kata Zakit.
Sebelumnya, Wali Kota Danny Pomanto berencana untuk membuat pengawas sampah. Pengawas sampah bakal ditempatkan di 153 kelurahan yang ada di Makassar. Danny menyampaikan, tugas pengawas sampah ialah mengamati penumpukan sampah di lorong-lorong.
"Saya mau bikin polisi sampah ini. Jadi nanti saya tarik masing-masing. Tidak ada nambah orang (pegawai baru). Tidak ada," katanya menjawab pertanyaan wartawan tentang polisi sampah. Rekaman wawancara itu beredar luas di berbagai kanal media sosial.
Setelah itu, ia langsung mendatangi Markas Polrestabes Makassar bertemu Kapolres Kombes Budhi Haryanto untuk meminta maaf. Hal serupa juga dilakukannya kepada Kapolda Sulsel Irjen Nana Sudjana.