Kemacetan Dampak Pembangunan Jembatan Wonokerto Rugikan Perekonomian Puluhan Miliar
Rep: Bowo Pribadi/ Red: Muhammad Fakhruddin
Kemacetan Dampak Pembangunan Jembatan Wonokerto Rugikan Perekonomian Puluhan Miliar (ilustrasi). | Foto: ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG —- Kelancaran jalur distribusi pantai utara (pantura) timur Jawa Tengah dampak dari pembangunan jembatan Wonokerto harus ‘dibayar’ mahal. Pembangunan jembatan yang menghubungkan jalur utama Kudus- Semarang ini menjadi kemacetan arus lalu lintas.
“Akibat pembangunan jembatan Wonokerto- Demak, kemacetan di jalur pantura timur Jawa Tengah semakin parah,” ungkap anggota DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra, Abdul Wachid, di Semarang, Jawa Tengah, Kamis (20/10).
Parahnya kemacetan yang ditimbulkan, lanjutnya, juga berdampak serius terhadap perekonomian warga pantura timur Jawa Tengah. Bahkan –menurutnya—jika dikalkulasi secara ekonomi kerugian masyarakat pengguna jalan pantura bisa mencapai ratusan milyar Rupiah.
Karena moda transportasi sebagai penunjang pergerakan ekonomi masyarakat terhambat mobilitasnya karena kemacetan yang semakin parah tersebut. Baik angkutan barang, angkutan jasa serta pengguna jalan pribadi.
“Bayangkan berapa BBM yang terbakar percuma akibat antrean kemacetan yang rata- rata dua sampai tiga jam, dengan jumlah ribuan mobil yang melntas di jalur pantura timur Jaw Tengah selama 24 jam,” tegasnya.
Selain itu, lanjut Wachid, dampak kemacetan arus lalu lintas tersebut juga berpengaruh terhadap kualitas barang yang diangkut, belum lagi keterlambatan pengiriman barang yang menjadi tidak bisa tepat waktu.
Hal ini bisa menimbulkan kerugian barang busuk sehingga kualitasnya buruk dan nilai keekonomiannya jatuh atau juga distribusi barang menjadi tidak tepat waktu dan harus dikenakan kompensasi keterlambatan.
Bahkan --berdasarkan pengalaman sehari- harinya-- Wachid mengatakan, kemacetan yang terjadi dengan adanya pembangunan jembatan Wonokerto bisa menghambat waktu hingga berjam- jam. “Ini menjadi kerugian yang harus ditanggung akibat kemactan tersebut,” lanjutnya.
Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Tengah ini juga menyebut, pekerjaan perbaikan jembatan Wonokerto, di kabupaten Demak ini juga terkesan lambat sekali.
Ia pun menyarankan agar tim pengawasan dari Kementerian PUPR sering melakukan pengecekan dan sering meninjau ke lokasi. “Mestinya jenis pekerjaan proyek di jalur utara baik jalan maupun jembatan dikerjakan 24 jam penuh dengan tiga shift pekerjaan.
Sehingga prosesnya bisa cepat selesai. Ia bahkan menyarankan agar jalur tol Demak- Sayung --yang pekerjaannya sudah 90 persen-- bisa di buat mengatasi kemacetan, khususnya untuk mobil kecil.
Sementara bus dan truk tetap melalui jalur utama pantura timur Jawa Tengah. Unuk itu, ia akan mendorong agar koleganya di DPR RI, khususnya mitra kerja Kementerian PUPR agar melakukan pengawasan dengan turun langsung ke lapangan guna memastikan proyek tersebut berjalan lancar dan tidak merugikan masyarakat.
“Saya akan minta teman- teman Komisi V DPR RI sidak ke proyek pembangunan jembatan Wonokerto, apakah pekerjaan nya sudah sesuai progres apa tidak,” tandasnya.