REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi X DPR RI, Moh. Haerul Amri mendukung pembenahan terhadap persepak bolaan nasional, pascakejadian Tragedi Kanjuruhan yang membuat 134 nyawa melayang. Haerul yang merupakan Anggota Fraksi NasDem itu mengatakan, semangat pembenahan harus digaungkan oleh seluruh pihak yang berkepentingan, termasuk juga dukungan dari suporter.
Namun Haerul justru melihat dorongan mundur para pengurus Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), termasuk menuntut adanya Kongres Luar Biasa (KLB), bukanlah solusi permanen yang diharapkan. Menurut Haerul, meminta mundur pengurus SPPI ataupun mendorong KLB, justru dicemaskan menimbulkan permasalahan baru serta melanjutkan tradisi jatuh menjatuhkan yang justru tidak baik.
"Amanat Presiden untuk Transformasi Sepakbola Nasional harus menjadi perhatian bersama, dan tanggung jawab bersama. Karena itu mari kita fokus pada evaluasi dan pembenahan tata kelola sepakbola kita," ujar Haerul, seperti dilansir pada Senin (24/10/2022).
Ia juga mengajak seluruh pihak, mulai dari Kemenpora, PSSI, Klub, hingga suporter sepak bola nasional, terus melakukan hal-hal yang memperbaiki citra persepak bolaan nasional.
"Di tengah musibah yang menimpa para korban di Kanjuruhan, mari bersama tingkatkan empati dan kepedulian kita. Sudahi saling menyalahkan dan melempar tanggung jawab," kata dia.
Namun demikian, ia juga mengapresiasi upaya berbagai pihak termasuk pemerintah melalui Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang bergerak cepat untuk berkoordinasi dengan FIFA sehingga Indonesia tidak mendapatkan sanksi.
Tak hanya itu, Haerul juga mengapresiasi respons cepat FIFA yang telah mengirimkan delegasinya ke Indonesia, untuk membantu mereformasi persepakbolaan nasional.
Upaya-upaya inilah menurutnya yang harus didukung dengan penuh kesadaran oleh seluruh pihak yang terlibat di dalamnya. Ia berharap, persepak bolaan nasional bisa segera bangkit dan menunjukkan prestasinya.
"Kita harus move on, dan Liga harus jalan. Kita dukung Ketua Umum PSSI bersama FIFA dan AFC benahi sepak bola kita. At least berikan lah kesempatan ketum PSSI pimpin sampai Piala Dunia U-20 tahun depan, ini lebih elegan. Karena tradisi memberhentikan pemimpin di tengah jalan itu budaya yang tak sehat dan bukan solusi yang permanen," klaim dia.
Ia juga mengajak agar seluruh pihak bergotong royong demi kemajuan persepak bolaan nasional. Tidak ada sepakbola yang seharga nyawa manusia.
"Mari kita kirim doa untuk para pejuang sepak bola yang gugur di stadion Kanjuruhan," kata dia.
Saat ini, upaya mencari keadilan dari Tragedi Kanjuruhan terus dilakukan. Seperti dilansir dari Antara, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) RI akan menyurati Federation Internationale de Football Association (FIFA) terkait permintaan keterangan peristiwa kemanusiaan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur pada 1 Oktober 2022.
"Yang pada pokoknya meminta keterangan komitmen FIFA terhadap hak asasi manusia," kata Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara di Jakarta, Senin (24/10/2022).
Beka mengatakan permintaan keterangan kepada FIFA soal HAM tersebut berkaitan dengan independen human rights advisory board yang dibentuk FIFA pada 2017 silam. Sesuai statuta FIFA, salah satu tugasnya sebagaimana yang tercantum dalam artikel tiga ialah tentang HAM.
"Kami ingin meminta keterangan pada FIFA bagaimana pelaksanaan artikel tiga yang menyangkut HAM," ucap Beka.