Rabu 26 Oct 2022 07:52 WIB

Kadin Nilai Kerja Sama Dagang dengan Palestina Perlu Diperluas

Pada 2021 lalu, Palestina mencatat nilai perdagangan sebesar 1,5 juta dolar AS.

Ekspor-impor (ilustrasi). Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid menilai kerja sama dagang Indonesia dan Palestina perlu diperluas dan diperkuat agar semakin mendorong pertumbuhan ekonomi kedua negara.
Ekspor-impor (ilustrasi). Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid menilai kerja sama dagang Indonesia dan Palestina perlu diperluas dan diperkuat agar semakin mendorong pertumbuhan ekonomi kedua negara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid menilai kerja sama dagang Indonesia dan Palestina perlu diperluas dan diperkuat agar semakin mendorong pertumbuhan ekonomi kedua negara.

Menurut Arsjad, hubungan dagang kedua negara dapat ditingkatkan melalui komunikasi yang intens bersama Federation of Palestinian Chambers of Commerce, Industry and Agriculture (PCCIA) dengan fokus pada di bidang teknologi digital, UMKM, pertanian, industri marmer, industri pariwisata rohani dan pengembangan SDM.

Baca Juga

"Dukungan yang konsisten dari pemerintah Indonesia terhadap Palestina sejak negara tersebut mendeklarasikan kemerdekaan, perlu diperluas dengan kerja sama dagang yang sifatnya nonblok, inklusif, dan berkelanjutan. Keberpihakan pada nilai-nilai perdamaian dan kemanusiaan merupakan landasan yang kokoh dalam mengimplementasikan kerja sama dagang tersebut," ujar Arsjad dalam keterangan di Jakarta, Rabu (26/10/2022).

Dalam pertemuannya dengan Perdana Menteri Palestina Mohamad I M Shtayyeh di Jakarta, Selasa (25/10/2022), Arsjad juga menyampaikan bahwa pihaknya sangat mengapresiasi upaya Palestina untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, di tengah komplikasi masalah yang sedang dihadapi.

Selain tantangan geopolitik yang belum berakhir, menurutnya pengakuan dunia internasional yang berdampak pada hubungan bilateral, pandemi juga turut mempengaruhi aktivitas ekonomi negara tersebut.

Pada 2021 lalu, Palestina mencatat nilai perdagangan sebesar 1,5 juta dolar AS atau menurun dari pencapaian tahun sebelumnya sebesar 3,6 juta dolar AS karena komplikasi masalah tersebut.

Kendati demikian, Arsjad mengatakan prospek kerjasama bilateral antara Indonesia-Palestina dapat ditingkatkan karena rata-rata lima komoditas besar, antara lain bahan bakar mineral, komoditas pertanian, komoditas makan industri, dan pakan ternak siap saji yang dibutuhkan Palestina saat ini harusnya dapat diserap oleh Indonesia.

Sebaliknya, Indonesia dapat meningkatkan permintaan untuk kurma dan minyak zaitun, juga berkembang ke produk lainnya."Kadin akan terus mendorong hubungan yang kuat dan mendukung rakyat Palestina melalui keterlibatan ekonomi yang sifatnya non blok, inklusif, dan berkelanjutan. Perdamaian di Palestina harus terus didorong dan pengembangan ekonomi menjadi salah satu persyaratan kunci untuk mencapai perdamaian tersebut," kata Arsjad.

Arsjad menilai, selain produk pertanian, prospek lain yang dapat dikembangkan dari kerja sama bilateral tersebut adalah ekonomi digital, industri pariwisata, dan kerja sama pengembangan sumber daya manusia (SDM).

Kadin Indonesia terus mengikuti pertumbuhan startup di seluruh wilayah Palestina, khususnya di Ramallah. Pertumbuhan digital itu ditopang oleh penduduk usia muda dan lulusan baru sekitar 3.000 orang muda Palestina yang unggul dan siap kerja setiap tahunnya di bidang teknologi informasi dan komunikasi.

Ketua Komite Bilateral Indonesia Palestina KadinIndonesia Riva Setiawan, dalam kesempatan yang sama menambahkan, Indonesia memiliki kemudahan untuk meningkatkan kerja sama bilateral dengan Palestina karena telah memiliki pengalaman dan dasar kesepahaman bersama.

Sejak 2018, melalui Perpres No 34/2018, Indonesia-Palestina sepakat untuk meningkatkan hubungan persahabatan dan persaudaraan kedua negara, penguatan kerjasama dagang, dan peningkatan dukungan Indonesia untuk kehidupan sosial dan kemandirian ekonomi Palestina. Salah satu kesepakatan konkret adalah penghapusan tarif bea masuk produk kurma dan minyak zaitun dari Palestina.

"Fasilitas dagang tersebut telah memberikan daya tarik tersendiri bagi wujud konkret kerja sama dagang kedua belah pihak, dan mudah-mudahan dapat diberlakukan juga untuk produk-produk lain dalam rangka meningkatkan hubungan dagang antara kedua negara," ujar Riva.

Dalam catatan US Comtrade, Indonesia mengalami surplus neraca perdagangan bersama Palestina sebesar 8,7 juta dolar AS dalam 20 tahun terakhir. Nilai ekspor Indonesia ke Palestina sepanjang 20 tahun terakhir mencapai 20,2 juta dolar AS, sedangkan impor sebesar 11,5 juta dolar aS. Hingga Juli 2022, nilai perdagangan kedua negara naik 21,28 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Riva menambahkan pihaknya mendukung berbagai inisiatif pemerintah Indonesia dalam mengupayakan dan memperjuangkan solusi demi terciptanya stabilitas politik dan meningkatkan kerja sama dagang dengan Palestina.

"Kami berkomitmen mendukung solusi dua negara yang sedang bertikai dan semua kebijakan yang diambil oleh pemerintah Indonesia untuk mempromosikan perdamaian jangka panjang. Perdamaian global tidak hanya soal Rusia-Ukraina dan mengabaikan masalah yang ada di Palestina," kata Riva.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement