Rabu 26 Oct 2022 14:26 WIB

Ausma Malik, Satu-satunya Muslim Berjilbab di Dewan Kota Toronto

Ini bukan pertama kalinya Malik mengukir sejarah di ranah politik.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ani Nursalikah
Akan ada sembilan wajah baru di dewan kota Toronto, Kanada tahun ini. Ini termasuk anggota dewan Muslim berjilbab pertama yang terpilih untuk menjabat, Ausma Malik (38 tahun).
Foto: Twitter/@ausmalik
Akan ada sembilan wajah baru di dewan kota Toronto, Kanada tahun ini. Ini termasuk anggota dewan Muslim berjilbab pertama yang terpilih untuk menjabat, Ausma Malik (38 tahun).

REPUBLIKA.CO.ID, TORONTO -- Akan ada sembilan wajah baru di dewan kota Toronto, Kanada tahun ini. Ini termasuk anggota dewan Muslim berjilbab pertama yang terpilih untuk menjabat, Ausma Malik (38 tahun).

"Jika Anda melihat hasil di seluruh kota, itu menarik. Kami tidak hanya mengubah wajah seperti apa kepemimpinan politik progresif di Toronto, tetapi juga substansinya," kata Malik kepada CP24 seperti dikutip dari laman tersebut, Rabu (26/10/2022).

Baca Juga

Malik meraih kemenangan dalam pemilihan Senin malam dan memenangkan posisi dewan di pusat kota Ward 10-Spadina-Fort York dengan 36,6 persen suara, mengalahkan penantang terdekatnya sekitar 15 poin.

Daeeah yang sangat padat terdiri dari bagian tengah selatan pusat kota Toronto yang membentang kira-kira Dufferin Street di barat hingga Don Balley Parkway di timur. Lingkungan ini memiliki populasi yang terus bertambah sekitar 115.510.

Malik melawan 11 penantang lainnya, termasuk April Engelberg yang berada di urutan kedua dengan 21,3 persen suara. Engelberg juga berada di urutan kedha setelah mantan anggota Dewan Lingkungan 10 Joe Cressy dalam pemilihan kotamadya 2018.

Cressy yang pertama kali terpilih menjadi anggota dewan pada 2014 mengundurkan diri dari kursinya pada April untuk mengejar pekerjaan impiannya di George Brown College. Pengunduran dirinya terjadi setelah dia mengumumkan pada Oktober 2021 bahwa dia tidak akan mencalonkan diri lagi. Bagi yang masih bingung bagaimana cara melafalkan nama anggota dewan 10 Kelurahan yang baru, Malik mengaku punya analogi yang asyik untuk menjelaskannya.

"Ketika kamu masih kecil dan kamu pulang dari sekolah dengan teman-temanmu dan ibumu berkata, 'Siapa di sana? dan kamu berkata 'Us-ma'. Itu cara terbaik untuk mengucapkan namaku, Usma dan nama belakangnya Muh-Lick," katanya.

Ini bukan pertama kalinya Malik mengukir sejarah di ranah politik. Dari 2014 hingga 2018, dia menjabat sebagai Pengawas Dewan Sekolah Distrik Toronto untuk lingkungan 10-Trinity-Spadina menjadi wanita Muslim hijab pertama yang terpilih untuk jabatan publik di Kanada. Dia mengaku bangga membantu membuka jalan bagi lebih banyak perwakilan dan inklusi dalam politik kota.

"Yang membuat saya sangat bersemangat adalah generasi berikutnya dan generasi pemimpin baru, para aktivis di komunitas kita yang akan melihat peran mereka sendiri dalam kepemimpinan politik di kota kita yaitu tentang melayani kita semua dan membuat kota kita lebih setara, lebih layak huni, lebih terjangkau, dan yang terpenting menjadi pemimpin iklim," katanya.

Menurut situs web Malik, orang tuanya bermigrasi ke Kanada dari Pakistan lebih dari 5 dekade lalu dan Malok serta saudara-saudaranya dibesarkan di Toronto. Aktivis Hak Asasi Manusia dan Keadilan Sosial lukusan Universitas Toronto ini memiliki latar belakang kebijakan, komunikasi, dan pengorganisasian masyarakat. Sebelum memulai kampanyenya untuk anggota dewan, Malik bekerja sebagai Direktur Advokasi dan Pengorganisasian untuk Yayasan Atkinson, sebuah organisasi nirlaba yang mempromosikan keadilan sosial dan ekonomi di Ontario. Malik mengambil cuti yang tidak dibayar pada Juli supaya fokus pada kampanyenya.

Malik mengatakan, salah satu prioritas utamanya sebagai anggota dewan adalah mengatasi keterjangkauan perumahan dengan bekerja untuk membangun lebih banyak perumahan sewa dan nirlaba dam mengontrol sewa yang lebih ketat. Hal penting lainnya termasuk mengadvokasi angkutan umun yang lebih terjangkau dan mudah diakses, berkualitas tinggi, lebih banyaj ruang taman umum, dan lingkungan serta jalan yang lebih aman.

"Benar-benar tidak dapat diterima bahwa orang-orang dan keluarga diusir dari kota kami karena melonjaknya biaya perumahan dan sewa. Dan kita perlu membawa urgensi dan kepemimpinan ke meja dewan kota untuk mengatasi ini," ujarnya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement