Rabu 26 Oct 2022 14:47 WIB

Disebut Bakal Resesi, BEI Tetap Optimistis Penggalangan Dana Tetap Semarak di 2023

BEI menyebut ada 70 perusahaan akan lakukan penggalangan dana di 2023

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Bursa Efek Indonesia (BEI) optimistis aktivitas penggalangan dana di pasar modal akan semakin semarak pada tahun 2023 didukung pemulihan ekonomi yang masih terus berjalan. BEI menargetkan setidaknya 70 perusahaan tercatat akan menghimpun dana dari pasar modal.
Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja
Bursa Efek Indonesia (BEI) optimistis aktivitas penggalangan dana di pasar modal akan semakin semarak pada tahun 2023 didukung pemulihan ekonomi yang masih terus berjalan. BEI menargetkan setidaknya 70 perusahaan tercatat akan menghimpun dana dari pasar modal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bursa Efek Indonesia (BEI) optimistis aktivitas penggalangan dana di pasar modal akan semakin semarak pada tahun 2023 didukung pemulihan ekonomi yang masih terus berjalan. BEI menargetkan setidaknya 70 perusahaan tercatat akan menghimpun dana dari pasar modal.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, mengatakan upaya pemerintah dalam mengendalikan pandemi serta menghadapi tantangan global mampu membuat ekonomi dan keuangan nasional terjaga stabil. Kondisi tersebut menjadi angin segar bagi perusahaan yang ingin menggalang dana di pasar modal.

"Bursa optimistis karena selama pandemi kondisi kita terkendali. Indonesia menjadi salah satu dari 4 negara yang dapat mengendalikan pandemi dengan baik, inflasi terkendali dikisaran 4,7 persen, dan pertumbuhan ekonomi kita dikisaran 5 persen meski negara-negara lain mengalami penurunan," kata Nyoman di Jakarta, Rabu (26/10).

Nyoman menjelaskan sebanyak 70 perusahaan tercatat yang ditargetkan tersebut akan menggalang dana melalui berbagai instrumen mulai dari saham, obligasi, exchange traded fund (ETF), Dana Investasi Real Estate (DIRE), Dana Investasi Infrastruktur (DINFRA) maupun penerbitan Efek Bersifat Utang dan Sukuk (EBUS).

Nyoman melihat, penggalangan dana melalui penawaran saham masih akan menempati porsi tertinggi dibanding instrumen lainnya. Sebagai gambaran, dari target 68 perusahaan yang masuk pasar modal pada tahun ini, penghimpunan melalui saham menjadi yang terbanyak yaitu mencapai 44 perusahaan tercatat per Oktober 2022. 

Nyoman optimistis jumlah akan terus bertambah sampai akhir tahun ini. "Untuk saham, saat ini masih ada 45 perusahaan di pipeline. Yang sudah mendapatkan pre-efektif, artinya kemungkinan untuk tercatat relatif tinggi, ada 11 perusahaan," ungkapnya. 

Nyoman menyampaikan, pihaknya terus berupaya meningkatkan jumlah perusahaan tercatat yang memanfaatkan pasar modal untuk menggalang dana. Bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Self Regulatory Organization (SRO) lainnya, BEI aktif melaksanakan edukasi pasar modal terpadu termasuk memberikan sosialisasi kepada jurnalis dan perusahaan tercatat di daerah. 

Selain dari perusahaan tercatat, BEI juga terus berupaya meningkatkan jumlah investor di pasar modal. Hingga saat ini, BEI mencatat, jumlah investor pasar modal sudah mencapai 9,7 juta. Direktur Pengembangan BEI Jeffery Hendrik, mengatakan angka tersebut sudah mencapai target pertumbuhan BEI yang mencapai 30,2 persen. 

Jeffery optimistis jumlah investor pasar modal akan terus meningkat ke depannya. "Tahun depan kita targetkan pertumbuhan investor pasar modal kita paling tidak 35 persen," kata Jeffery.

Di samping itu, BEI juga menargetkan peningkatan dari sisi Rata-Rata Nilai Transaksi Harian (RNTH) menjadi Rp 14,75 triliun pada 2023, lebih tinggi dari tahun 2022 yang sebesar Rp 13,75 triliun. Direktur Utama BEI Iman Rachman transaksi di pasar saham akan ramai didukung kondisi perekonomian yang membaik di tahun depan. "kita cukup optimistis tapi tetap konservatif. Kami cukup optimistis dengan kondisi perekonomian 2023," kata Iman. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement