Kamis 27 Oct 2022 07:04 WIB

Pemprov Jateng Gencarkan Penanaman Pohon di Lahan Kritis

Pemprov Jateng menggencarkan penanaman pohon di lahan kritis kurangi risiko bencana.

Warga menyaksikan lokasi bencana tebing longsor di tepi sungai Progo di Dusun Ngiwon, Banyuwangi, Bandongan, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (22/10/2022). Pemprov Jateng menggencarkan penanaman pohon di lahan kritis kurangi risiko bencana.
Foto: ANTARA/Anis Efizudin
Warga menyaksikan lokasi bencana tebing longsor di tepi sungai Progo di Dusun Ngiwon, Banyuwangi, Bandongan, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (22/10/2022). Pemprov Jateng menggencarkan penanaman pohon di lahan kritis kurangi risiko bencana.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menggencarkan penanaman pohon pada lahan kritis memasuki musim hujan sebagai upaya mengurangi risiko bencana.

"Satu kesempatannya adalah musimnya. Ini musim hujan, satu sisi banyak terjadi bencana, tapi sisi lain daerah-daerah yang seperti ini kami manfaatkan baik-baik untuk menanam. Maka hari ini kami ajak masyarakat dan pelajar untuk menanam," kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pada kegiatan penanaman 1.000 pohon pada lahan kritis Bukit Serut, Desa SingonegoroKecamatan Jiken Kabupaten Blora, Rabu (26/10/2022).

Baca Juga

Penanaman pohon tersebut diikuti sekitar 300 peserta yang terdiri atas kelompok masyarakat, kelompok tani, serta pelajar dan mahasiswa. Lahan kritis yang dipilih untuk penanaman pohon tersebut merupakan milik Perhutani yang dikelola bersama dengan masyarakat setempat.

Di sekitar kawasan tersebut dilewati oleh Daerah Aliran Sungai (DAS) Serang yang memiliki potensi besar untuk banjir sehingga perlu diselamatkan.

"Ini kebaikan hati dari Perhutani, bisa dikelola oleh masyarakat dan dipakai untuk pariwisata. Rasanya kalau seperti ini ya masih gersang, maka 'mumpung'hujannya masih banyak ayo kita tanam sebanyak-banyaknya juga. Maka ini nanti bisa menjadi tempat pariwisata yang bagus," ujarnya.

Kawasan tersebut memang terlihat gersang karena tidak banyak pohon tinggi yang tumbuh di bukit sehingga banyak usulan agar ke depan lebih banyak pohon buah atau pohon lain yang dapat menahan air.

"Nah di area yang masih relatif gersang seperti ini, momentum musim hujan dipakai betul untuk menanam sebanyak-banyaknya. Tadi ada usulan dari Bupati soal tanaman buah dan pohon yang orang tidak mau menebang. PKK juga bisa masuk menanam daun kelor karena sebenarnya juga bagus karena menyimpan air sehingga nanti kita harapkan muncul sumber-sumber air," katanya.

Terkait pengelolaan Bukit Serut, saat ini mulai dikembangkan untuk sektor pariwisata dimana beberapa wahana dan bangunan penunjang sudah dibangun di bukit tersebut.

Kendati demikian, Ganjar menyebut masih ada sejumlah pekerjaan yang mesti dilakukan seperti terkait manajemen tempat wisata agar lebih menarik dan banyak orang datang berkunjung.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement