REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA-- Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan dan Manajemen Strategis Otoritas Jasa Keuangan Regional 4 Jawa Timur, Dedy Patria mengatakan berdasarkan survei yang dilakukan, nilai inklusi keuangan di wilayah setempat mengalami peningkatan.
"Pada 2019 nilai inklusi keuangan Jatim berada di angka 89. Tapi tadi saya ada acara dengan gubernur (Khofifah), beliau menyampaikan bahwa sudah 90 lebih inklusinya. Nanti kita pastikan datanya, yang pasti meningkat terus," kata Dedy saat acara Jatim Inclusion Festival (JIFest) yang digelar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 4 di Surabaya, Kamis.
Meski inklusi keuangan di Jatim meningkat untuk capaian literasi angkanya masih rendah, atau belum setinggi inklusi. Masih banyak masyarakat yang belum paham terhadap produk keuangan atau investasi yang mereka lakukan.
Menurut Dedy, gap tersebut yang harus diperbaiki, agar kenaikan nilai inklusi juga diiringi dengan peningkatan literasi keuangan."Karena gap ini lah yang banyak membuat masyarakat terjebak dalam investasi bodong, atau membeli produk yang tidak jelas," ujar dia.
Dedy berharap, kegiatan JIFest yang digelar bisa semakin meningkatkan inklusi keuangan termasuk literasi keuangan masyarakat Jatim.
Di akhir kegiatan pihaknya juga bakal mengumpulkan seluruh data dari industri yang terlibat, untuk melihat apa yang mereka capai selama festival digelar. "Kami secara umum ada target inklusi, tapi untuk masing-masing industri pasti ada target nominal masing-masing. Target produk, rekening, itu target mereka masing-masing," kata Dedy.