Disdagin Kulon Progo Imbau Perajin Tahu dan Tempe Tetap Produksi
Red: Muhammad Fakhruddin
Disdagin Kulon Progo Imbau Perajin Tahu dan Tempe Tetap Produksi (ilustrasi). | Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
REPUBLIKA.CO.ID,KULON PROGO -- Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, meminta perajin tahu dan tempe tetap berproduksi, meski harga kedelai saat ini tengah tinggi di kisaran Rp14.800 per kilogram.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kulon Progo Sudarna mengatakan berdasarkan hasil pemantauan di enam pasar rakyat, harga kedelai di kisaran Rp14.800 per kilogram, sedangkan harga kedelai lokal berkisar Rp14 ribu per kilogram.
"Tempe dan tahu itu adalah kebutuhan masyarakat. Masyarakat itu tidak mempermasalahkan harga tahu dan tempe, yang menjadi masalah itu ketiga barang tidak ada. Kami minta tetap produksi tahu dan tempe," katanya.
Ia juga meminta perajin tahu dan tempe menyesuaikan harga kedelai saat ini. Kalau terpaksa memperkecil ukuran tahu atau tempe, pihaknya memaklumi hal tersebut.
"Kalau aksi mogok tidak berjualan tahu dan tempe, semua akan dirugikan. Kami menyarankan untuk menaikkan harga atau memperkecil ukuran tahu dan tempe," kata Sudarna.
Salah satu perajin tahu di Desa Ngentakrejo, Suhadi mengatakan harga kedelai saat ini sudah mencapai Rp14.100 per kilogram dengan dibayar tunai, sedangkan bila beli dengan cara utang Rp14.500 per kilogram.
Tingginya harga kedelai ini sudah terjadi sejak Senin (24/10/2022). Satu minggu sebelumnya, harga kedelai masih pada kisaran Rp13.300 per kilogram, naik pada Sabtu (22/10/2022) dengan kisaran Rp13.900 per kilogram.
"Sebenarnya kenaikan kedelai ini disebabkan oleh apa? Kenapa harga kedelai terus meningkat. Kami berharap kami ini diberikan kepastian," katanya.
Suhadi mengatakan dirinya tidak akan menggelar aksi mogok jual tahu dan tempe seperti isu yang berkembang beberapa hari ini. Dirinya hanya mengurangi ukuran tahu.
"Pembeli tahu tidak mengetahui harga kedelai sangat mahal, mereka hanya ingin tahu yang murah. Kami tidak berani menaikkan harga tahu, untuk menyiasati, kami terpaksa memperkecil ukuran," katanya.
Ia juga mengeluhkan adanya kenaikan harga minyak goreng 16 kilogram dari harga Rp205 ribu naik menjadi Rp230 ribu.
"Kami sampai bingung, kenapa semua naik, sedangkan konsumen menginginkan harga murah," katanya.