UAD Optimalkan Tata Kelola Layanan Anak Yatim Secara Digital
Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Muhammad Fakhruddin
UAD Optimalkan Tata Kelola Layanan Anak Yatim Secara Digital. Universitas Ahmad Dahlan (UAD). | Foto: Republika/Wahyu Suryana
REPUBLIKA.CO.ID,BANTUL -- Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengoptimalkan tata kelola layanan anak yatim melalui transformasi digital. Layanan secara digital tersebut yakni melalui aplikasi Sistem Informasi Anak Yatim Muhammadiyah (SILAYAM).
Aplikasi itu diinisiasi oleh Majelis Pelayanan Sosial Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (MPS PWM) DIY sejak November 2021 yang bekerja sama dengan tim pelaksana dari UAD. Tim tersebut diketuai oleh Sri Winiarti, yang beranggotakan Ali Tarmuji dan Fithriatus Shalihah.
Sri mengatakan, untuk mengikuti perkembangan zaman, semua layanan harus mampu bertransformasi ke layanan berbasis digital. SILAYAM, katanya, merupakan salah satu langkah menuju layanan yang berbasis transformasi digital.
"Salah satu kunci utama dalam hal tersebut adalah ketersediaan data yang akan diolah oleh sistem digital tersebut. SILAYAM hadir sebagai jawaban untuk tantangan itu," kata Sri dalam keterangan resmi UAD, Sabtu (29/10).
Sri menyebutkan, SILAYAM merupakan hasil evaluasi dan peningkatan dari metode pendataan, serta asesmen anak yatim piatu baru yang muncul akibat orang tuanya yang meninggal karena pandemi Covid-19 periode Juli 2021 hingga Juni 2022. Dimunculkannya aplikasi tersebut mengingat MPS PWM DIY sebelumnya masih menggunakan Excel dalam pengelolaan data kelola layanan anak yatim ini.
Meski sudah diinisiasi sejak November 2021, namun berbagai pelatihan untuk menggunakan SILAYAM ini masih terus dilakukan secara berkelanjutan hingga saat ini. Bahkan, baru saja dilakukan pelatihan dan pendampingan penggunaan SILAYAM Laboratorium Informatika Kampus IV UAD di Oktober 2022 ini.
Peserta yang menjadi sasaran utama yakni admin dari MPS PWM DIY yang akan menjadi pengelola aplikasi SILAYAM. Selain itu, pelatihan dan pendampingan juga ditujukan untuk para relawan dan stakeholder lainnya.
Seperti perwakilan dari cabang di bawah PWM DIY, yaitu Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kota Yogyakarta, Sleman, Kulon Progo, Bantul, dan Gunungkidul. Setidaknya, di Oktober ini ada 30 orang yang mengikuti pelatihan tersebut dari perwakilan lima cabang PWM DIY.
Sri berharap, melalui pelatihan dan pendampingan ini dapat membawa manfaat bagi seluruh peserta dalam pengelolaan pendataan yang semakin baik. Kedepan, pelatihan dan pendampingan akan terus dilakukan.
"Melalui pelatihan ini, diharapkan para admin dan relawan bisa merasakan manfaat positifnya, karena mereka merupakan ujung tombak keberhasilan proses transformasi digital di MPS PWM DIY," ujar Sri.