Senin 31 Oct 2022 04:11 WIB

Rahasia Makna Mawaddah yang Luput dari Perhatian Banyak Muslim

Di dalam kata 'mawaddah' tersimpan makna yang dalam.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Resepsi pernikahan (ilustrasi)
Foto: Reiny Dwinanda/Republika
Resepsi pernikahan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketika ada kerabat atau teman yang hendak melangsungkan pernikahan, dikatakan kepadanya harapan agar menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah wa rohmah. Di dalam kata 'mawaddah' tersimpan makna yang dalam sebagaimana dijelaskan dalam Alquran dan hadits.

Buku tafsir Kementerian Agama RI menjelaskan, ada delapan kata mawaddah dalam Alquran. Sedangkan kata-kata yang seakar dengan mawaddah, yakni berjumlah 25. Mawaddah berasal dari kata wadda yawaddu yang mempunyai arti 'mencintai sesuatu dan berharap untuk bisa terwujud'.

Baca Juga

Menurut al-Asfahani, ada beberapa pengertian mawaddah. Pertama, mawaddah berarti cinta dan keinginan untuk memiliki. Keduanya, baik cinta dan keinginan untuk memiliki, ini saling berkaitan.

Adanya keinginan kuat, hingga akhirnya melahirkan cinta. Atau, karena didorong rasa cinta yang kuat akhirnya melahirkan keinginan untuk mewujudkan apa yang dicintainya. Allah SWT berfirman, "Dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang." (QS Ar-Rum ayat 21).

Dalam ayat tersebut, makna mawaddah bukan sekadar cinta layaknya rasa cinta orang tua kepada anaknya. Makna 'mawaddah' dalam ayat tersebut mendorong pemiliknya untuk mewujudkan cintanya sehingga menyatu, yakni hubungan antara laki-laki perempuan melalui sebuah pernikahan.

Artinya, saat seorang laki-laki mencintai seorang perempuan, dia punya keinginan untuk mewujudkan rasa cintanya ini dengan memiliki perempuan yang dicintainya melalui sebuah pernikahan.

Sebaliknya, ketika seorang perempuan memiliki rasa cinta kepada seorang laki-laki, tumbuhlah keinginan untuk memiliki laki-laki itu dengan menjadi istrinya. Karena itu pula, ada ulama yang memaknai 'mawaddah' dengan 'mujama'ah' atau bersenggama.

Selanjutnya, mawaddah juga berarti kasih sayang. Allah SWT berfirman, "Katakanlah (Muhammad), 'Aku tidak meminta kepadamu sesuatu imbalan pun atas seruanku kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan.'" (QS Asy-Syura ayat 23)

Makna mawaddah tersebut adalah mencintai dan menyayangi seperti halnya dalam hubungan kekerabatan. Artinya, bentuk cinta dan kasih sayang juga terejawantahkan dengan menjalin dan menjaga hubungan kekerabatan supaya tidak putus.

Ulama Tafsir Ibnu Katsir mengutip hadits yang diriwayatkan dari jalur Ibnu Abbas. Rasulullah SAW bersabda, "Aku tidak meminta upah kepada kalian kecuali agar kalian tetap menyayangiku karena adanya hubungan kekerabatan, dan agar kalian senantiasa memelihara hubungan kekerabatan antara aku dan kalian." (HR Ath-Thabrani)

Dalam kaitannya dengan hal tersebut, Allah SWT memiliki sifat Al-Wadud, yang berarti Maha Mencintai hamba yang mencintai-Nya. Artinya, Allah SWT memberi cinta-Nya kepada para hamba yang beriman dan beramal shaleh sebagai bukti kecintaan kepada-Nya.

Allah SWT berfirman, "Sungguh, orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, kelak (Allah) Yang Maha Pengasih akan menanamkan rasa kasih sayang (dalam hati mereka). (QS Maryam ayat 96)

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement