REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendapatan iklan Youtube sedikit menurun selama kuartal ketiga 2022 jika dibandingkan tahun sebelumnya. Menurut laporan perusahaan pada Selasa (25/10/2022), penurunan tercatat sebesar 1,9 persen, sehingga pendapatannya menjadi 7,07 miliar dolar AS (sekitar Rp 109,96 triliun).
Nominal tersebut juga turun apabila dibandingkan dengan pendapatan iklan di kuartal kedua 2022, ketika platform berbagi video itu melaporkan pendapatan iklan sebesar 7,34 miliar (Rp 114,21 triliun). Pendapatan saat ini sedikit meleset dari ekspektasi analis.
Tetap saja, angka yang ada mewakili peningkatan empat persen dari tahun ke tahun. Pertumbuhan pendapatan iklan Youtube terpantau melambat pada tahun-tahun awal pandemi. Meskipun, kala itu perusahaan melihat keuntungan besar.
Pada Juli 2021, perusahaan telah mengungguli pendapatan pendapatan iklan kuartal pertama sebesar satu miliar dolar AS (Rp 15,55 triliun), yang sekaligus mewakili peningkatan 84 persen dari tahun ke tahun. Youtube bukan satu-satunya platform teknologi dan sosial yang terpengaruh penurunan pasar iklan digital.
Snap, yang sebelumnya telah memperingatkan hambatan ekonomi makro yang berdampak pada bisnis iklannya, melaporkan kerugian bersih 360 juta dolar AS (Rp 5,59 triliun) selama kuartal ketiga 2022. Perusahaan telah melihat engagement di Amerika Serikat menurun lima persen dari tahun ke tahun.
Sementara itu, YouTube sedang bersiap untuk meluncurkan salah satu pembaruan terbesar untuk program bagi hasil iklan dengan pembuat konten. Mulai tahun depan, pengguna yang mengunggah konten ke YouTube Shorts akan menerima potongan 45 persen dari pendapatan iklan. Itu akan dihitung berdasarkan bagian kreator dari total penayangan Shorts.
Untuk sampai pada perhitungan ini, YouTube menghitung jumlah total pendapatan dari semua iklan yang ditampilkan di Shorts setiap bulannya. Dari total itu, persentase yang tidak diungkapkan akan dialokasikan untuk pembuat konten, sementara sisanya akan digunakan untuk menutupi biaya lisensi musik. Setiap kreator menerima jumlah yang berbeda berdasarkan kontribusi terhadap jumlah total penayangan Shorts.
Kepala produk YouTube, Neal Mohan, telah mengumumkan program tersebut pada September 2022. Keputusan soal potongan 45 persen dianggap sebagai langkah baru yang dibuat Youtube. Itu diduga ada kaitannya dengan penurunan pendapatan iklan, dikutip dari laman Hollywood Reporter, Senin (31/10/2022).