REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Selatan mengatakan telah melakukan uji coba rudal udara-ke-permukaan sebagai tanggapan atas peluncuran rudal Korea Utara. Militer Korea Selatan mengatakan, jet tempurnya menembakkan tiga peluru kendali presisi di dekat perbatasan timur pada Rabu (2/11/2022).
Peluncuran itu sebagai reaksi terhadap rentetan uji coba rudal Korea Utara pada Rabu pagi. Seoul mengatakan, salah satu rudal Pyongyang mendarat di dekat perbatasan laut. Peluncuran itu terjadi beberapa jam setelah Korea Utara mengancam akan menggunakan senjata nuklir untuk membuat Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan menghentikan ancamannya.
Sebelum uji coba balasan ini, Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan, negara itu tidak akan mentoleransi provokasi Korea Utara dan akan dengan tegas menangani dalam koordinasi yang erat dengan AS. Dikatakan Seoul telah meningkatkan postur pengawasannya di Pyongyang.
Militer Korea Selatan mengatakan Korea Utara meluncurkan lebih dari 10 rudal dari berbagai jenis di lepas pantai timur dan baratnya. Kepala Staf Gabungan mengatakan, mendeteksi tiga rudal balistik jarak pendek yang ditembakkan di kota pesisir timur Wonsan di Korea Utara. Dikatakan salah satu rudal mendarat 26 kilometer dari perbatasan laut Korea Selatan.
Tempat pendaratan berada di perairan internasional, tetapi masih jauh di selatan perpanjangan perbatasan negara. Militer Seoul mengatakan, itu adalah pertama kalinya rudal Pyongyang mendarat begitu dekat dengan perbatasan laut sejak pembagian negara pada 1948.
Pada 2010, Korea Utara meluncurkan peluru artileri di garis depan pulau Korea Selatan dan diduga menorpedo kapal angkatan laut Korea Selatan. Kedua peristiwa ini terjadi di lepas pantai barat semenanjung, menewaskan total 50 orang.
“Ini sangat belum pernah terjadi sebelumnya dan kami tidak akan pernah mentolerirnya,” kata Kepala Staf Gabungan Korea Selatan dalam sebuah pernyataan terpisah.
Permusuhan di Semenanjung Korea telah memuncak dalam beberapa bulan terakhir. Korea Utara menguji serangkaian rudal berkemampuan nuklir dan mengadopsi undang-undang yang mengizinkan penggunaan senjata nuklirnya terlebih dahulu dalam berbagai situasi. Beberapa ahli masih meragukan Korea Utara dapat menggunakan senjata nuklir terlebih dahulu dalam menghadapi pasukan AS dan Korea Selatan.