Jumat 04 Nov 2022 12:27 WIB

Muamalat-KNEKS Kolaborasi Tingkatkan SDM Ekonomi Syariah

Untuk jadi yang terdepan Muamalat butuh didukung SDM ekonomi syariah yang kompeten

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Seorang nasabah melakukan transaksi melalui mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) Bank Muamalat di Kantor Bank Muamalat, Jakarta. PT Bank Muamalat Indonesia Tbk melalui Muamalat Institute bersama Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) meluncurkan program literasi pengembangan kompetensi sumber daya insani di era digitalisasi. Program tersebut dalam rangka mendukung pemerintah dalam mewujudkan Generasi Emas Indonesia pada 2045, sekaligus bertepatan dengan Bulan Inklusi Keuangan 2022 (BIK), dan perayaan Sumpah Pemuda.
Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat/wsj.
Seorang nasabah melakukan transaksi melalui mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) Bank Muamalat di Kantor Bank Muamalat, Jakarta. PT Bank Muamalat Indonesia Tbk melalui Muamalat Institute bersama Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) meluncurkan program literasi pengembangan kompetensi sumber daya insani di era digitalisasi. Program tersebut dalam rangka mendukung pemerintah dalam mewujudkan Generasi Emas Indonesia pada 2045, sekaligus bertepatan dengan Bulan Inklusi Keuangan 2022 (BIK), dan perayaan Sumpah Pemuda.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Muamalat Indonesia Tbk melalui Muamalat Institute bersama Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) meluncurkan program literasi pengembangan kompetensi sumber daya insani di era digitalisasi. Program tersebut dalam rangka mendukung pemerintah dalam mewujudkan Generasi Emas Indonesia pada 2045, sekaligus bertepatan dengan Bulan Inklusi Keuangan 2022 (BIK), dan perayaan Sumpah Pemuda.

Hasil survei terkini dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan tingkat literasi keuangan mencapai 49,9 persen dan tingkat inklusi keuangan sebesar 84,2 persen. Indeks literasi dan inklusi keuangan di tahun 2024 ditargetkan mencapai 90 persen. Adapun untuk tingkat literasi keuangan syariah pada 2022 ini sebesar 23,3 persen.

Chief Human Capital Officer Bank Muamalat, Riksa Prakoso menyampaikan, kegiatan literasi dan sosialisasi terkait ekonomi dan keuangan syariah tidak dapat dilakukan secara parsial. Kolaborasi pelaku industri perbankan syariah, regulator, lembaga pendidikan, akademisi, dan kementerian, lembaga lainnya perlu dilakukan lebih masif.

"Bank Muamalat memiliki visi menjadi bank syariah terdepan sehingga perlu didukung oleh sumber daya insani yang kompeten dan berdaya saing global dengan nilai-nilai IDEAL atau Islami, Modern, dan Profesional," katanya dalam keterangan, Jumat (4/11).

Sebagai contoh, peluncuran program virtual internship merupakan salah satu komitmen dari Bank Muamalat untuk menghasilkan talent-talent terbaik sebagai penerus di masa mendatang. Selain itu, untuk mendukung pemerintah pada salah satu program dari merdeka belajar kampus merdeka (MBKM) Kemendikbud.

Direktur Eksekutif Muamalat Institute, Anton Hendrianto mengungkapkan, peluncuran program literasi bersama ini meliputi tiga program. Diantaranya Program Virtual Internship yang ada di Bank Muamalat untuk sejumlah posisi seperti Business Intelligence Analyst, UI/UX designer, Full Stack Developer, Product Development, dan Digital Marketing.

Program kedua yang diluncurkan adalah Muamalat Institute Business Innovation Incubator. Program ini meliputi kompetisi bisnis berupa pendanaan bagi pelajar di tingkat pendidikan atas dan juga pendidikan tinggi untuk memupuk jiwa kewirausahaan dan menciptakan ide bisnis ke dalam suatu produk.

"Hal ini bertujuan untuk menambah kompetensi serta wawasan bagi pelajar karena mereka didampingi oleh para mentor yang profesional dan berpengalaman dalam dunia start up," katanya.

Program ketiga adalah peluncuran program pembelajaran berbasis digital melalui Learning Management System (LMS) bagi para guru di Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi para guru di Indonesia. Dalam LMS ini, para guru dapat mengakses berbagai modul terkait keuangan syariah seperti perbankan syariah, dan industri halal dari berbagai klaster seperti makanan minuman, rekreasi, farmasi, dan lainnya.

Direktur Infrastruktur Ekosistem Syariah KNEKS, Sutan Emir Hidayat berharap ke depannya program sinergi erkait ekonomi dan keuangan syariah seperti ini dapat berkesinambungan dan dilakukan secara masif oleh seluruh pihak. Ia menekankan sumber daya insani yang kompeten merupakan suatu pendukung pengembangan ekonomi dan keuangan syariah serta industri halal.

"Hal ini mendukung penguatan dan integrasi antar sektor sehingga selanjutnya ekosistem ekonomi dan keuangan syariah dapat semakin kuat," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement