Atap Bangunan SD di Gunungkidul Ambrol, 12 Murid Terluka
Red: Yusuf Assidiq
Seorang penjaga sekolah berdiri di dalam ruangan kelas yang atapnya rusak berat (ilustrasi) | Foto: Antara/Yusuf Nugroho
REPUBLIKA.CO.ID, WONOSARI -- Bupati Gunungkidul Sunaryanta pada Selasa meninjau bangunan sekolah yang atapnya ambrol dan menimpa 12 murid di wilayah Kapanewon Playen.
"Tadi saya lihat di atas pakai genting padahal konstruksi atapnya pakai baja ringan, jadi tidak ada penopang yang kuat...," katanya di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengenai bangunan SD Muhammadiyah Bogor di Kapanewon Playen yang atapnya ambrol.
Ia meminta kontraktor bangunan sekolah menggunakan bahan bangunan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan dan pengguna bangunan mengecek kondisi bangunan secara berkala.
"Tadi saya sampaikan, termasuk pengguna harus waspada, bangunan harus sering dicek. Kedua, pengguna juga dalam menentukan spesifikasi yang bagus dan untuk rekanan harus betul-betul memenuhi spesifikasi," katanya.
"Meskipun harganya agak mahal sedikit lebih baik itu, tapi memiliki kualitas yang baik. Daripada harga rendah kualitas seperti ini, malah ke depannya membahayakan, sehingga terjadi hal seperti ini," ia menambahkan.
Bupati berencana mengecek kondisi bangunan-bangunan sekolah di wilayah Gunungkidul untuk memastikan keamanan bangunan.
"Bangunan-bangunan akan saya cek, kejadian ini jadi pembelajaran kita semua. Ke depan termasuk lelang-lelang itu akan kita lihat, kita cek semuanya agar kejadian seperti ini tidak terjadi lagi," ujarnya.
Mengenai siswa yang tertimpa atap bangunan sekolah, Sunaryanta mengatakan bahwa jumlahnya 12 orang dan kebanyakan mengalami luka ringan.
"Saya tadi dilapori ada 12 korban, 11 di antaranya luka ringan dan ada satu yang masih di RSUD Wonosari," katanya.
Sementara itu, Kepala Kepolisian Sektor Playen AKP Hajar Wahyudi mengatakan bahwa 11 orang mengalami luka ringan dan seorang terluka berat karena tertimpa atap yang ambrol di SD Muhammadiyah Bogor.
"Ada yang lecet, tertimpa serpihan genting di kepala. Adapun yang serius itu bagian tubuh terkena reruntuhan," jelas dia.
Menurut dia, 10 siswa yang tertimpa atap ambrol menjalani perawatan di puskesmas dan dua orang lainnya dirawat di RSUD Wonosari.
"Dua tadi dirawat di RSUD Wonosari, satu sudah pulang, satu masih dirawat, tadi sempat tidak sadar, tapi sekarang sudah sadar," katanya.