Rabu 09 Nov 2022 14:30 WIB

PM Inggris: Konflik Rusia-Ukraina Percepat Kebutuhan Transisi Energi Bersih

Konflik Rusia-Ukraina menyebabkan krisis dan gangguan pasokan energi di Eropa.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak, berbicara selama KTT Iklim PBB COP27, di Sharm el-Sheikh, Mesir, Senin, 7 November 2022.
Foto: AP Photo/Nariman El-Mofty
Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak, berbicara selama KTT Iklim PBB COP27, di Sharm el-Sheikh, Mesir, Senin, 7 November 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak mengatakan, konflik antara Rusia dan Ukraina telah mempercepat kebutuhan untuk melakukan transisi ke energi bersih. Pernyataannya mengacu pada fakta, Barat terutama Eropa, sangat bergantung pada pasokan minyak dan gas Rusia.

“Invasi Rusia ke Ukraina telah menyoroti pentingnya bagi kita beralih ke bentuk energi lebih aman, lebih bersih, dan lebih murah serta menghilangkan ketergantungan kita pada bahan bakar fosil,” kata Sunak dalam sebuah wawancara dengan Al Arabiya di sela-sela perhelatan United Nations Climate Change Conference (COP27) yang digelar di Sharm el-Sheikh, Mesir, Selasa (8/11/2022).

Baca Juga

Sunak mengungkapkan, solusi "yang lebih disukai" untuk mengakhiri konflik Rusia-Ukraina adalah "resolusi damai”. Namun dia berpendapat, meminta Ukraina untuk merundingkan solusi tidak adil. Sebab proses tersebut berlangsung ketika negara mereka terus digempur oleh Rusia.

Konflik Rusia-Ukraina telah menyebabkan krisis dan gangguan pasokan energi di Eropa. Rusia memangkas lebih dari 70 persen pasokan gasnya ke Benua Biru yang dialirkan jaringan pipa Nord Stream. Uni Eropa memberlakukan beberapa paket sanksi terhadap Rusia. Mereka membidik berbagai sektor, terutama energi. 

Pada 31 Mei lalu, Uni Eropa menyetujui embargo parsial terhadap komoditas minyak Rusia. Hungaria, Slovakia, serta Republik Ceska diberi pengecualian dan tetap diperkenankan memperoleh pasokan minyak Rusia yang dikirim lewat pipa Druzhba. Keputusan embargo bertujuan menghentikan 90 persen impor minyak mentah Rusia ke 27 negara anggota Uni Eropa. Hal itu diharapkan berlaku penuh akhir tahun ini.

Embargo yang dilakukan perhimpunan Benua Biru akan menjadi sanksi paling keras terhadap Moskow sebagai konsekuensinya menyerang Ukraina. Namun di sisi lain, sanksi tersebut bakal turut mempengaruhi Uni Eropa. Pada 2020, Rusia merupakan pemasok seperempat impor minyak Uni Eropa. Eropa adalah tujuan hampir separuh dari ekspor minyak mentah dan produk minyak Rusia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement