Senin 14 Nov 2022 11:42 WIB

Pengaruhi 1 dari 160 Anak, Perhatikan Tanda Ini Untuk Deteksi Dini Autisme

Penderita ganguan spektrum autisme di Indonesia diperkirakan meningkat 500 tiap tahun

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Dwi Murdaningsih
Autisme (ilustrasi)
Foto: Edwin Dwi Putranto/Republika
Autisme (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Badan Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi 1 dari 160 anak di dunia menderita gangguan spektrum autisme. Sedangkan jumlah penderita gangguan spektrum autisme di Indonesia diperkirakan mengalami peningkatan 500 orang setiap tahunnya.

Bagaimanapun, mendeteksi autisme sedini mungkin pada anak sangatlah penting. Mata bisa menjadi cara untuk mendeteksi dini autisme pada anak.

Baca Juga

Para ahli di Yale University mengungkapkan bahwa anak yang kerap menghindari kontak mata berisiko didiagnosis spektrum autisme. Menjelaskan temuannya dalam jurnal PLOS ONE, para ahli menulis bahwa orang dengan autisme, aktivitas di bagian otak yang bertanggung jawab atas gerakan mata dan perhatian spasial sangat rendah.

Di sisi lain ada juga orang yang tidak mengidap autisme namun tetap berjuang dengan kontak mata, ini diklasifikasikan sebagai gangguan interaksi sosial. Para ahli menilai studi ini memberi pemahaman yang lebih baik tentang perbedaan sosial dan mekanisme saraf yang mendasari dan mendorong hubungan sosial.

Sebelumnya, para ahli mengaitkan ekspresi wajah orang dengan risiko autisme. Dalam jurnal Abnorm Psychol edisi 2018, para ahli mengatakan bahwa anak yang menghindari kontak mata dengan lawan bicara sangat terkait dengan autisme. 

Para ahli di Manchester University dan University of Western Australia mengevaluasi 103 bayi berusia kurang dari 14 bulan. Gejala mereka adalah tidak tersenyum, gerakan berulang, tidak banyak bicara seperti anak-anak lainnya, marah karena suara atau selera tertentu, serta tidak melakukan kontak mata atau menanggapi nama mereka.

Lalu apa saja gejala utama autisme? Menurut Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS) seperti dilansir dari Times Now News, Senin (14/11/2022), orang dengan autisme cenderung bertindak berbeda dari mereka yang tidak mengidapnya. Gejala autisme meliputi terlalu lama memahami informasi, memikirkan hal yang sama berulang kali, menjadi cemas atau kesal tentang acara sosial atau berada dalam situasi yang tidak biasa, berjuang untuk memahami bagaimana orang akan berpikir atau merasakan sesuatu, serta merasa tidak nyaman dan stress saat menemukan cahaya terang dan suara bising.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement