Senin 14 Nov 2022 19:29 WIB

Jabat Tangan dan Pertemuan Bersejarah Biden dan Xi Jinping di Bali

Biden dan Xi saling melempar senyum ketika bertemu dan berpose di depan kamera

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Esthi Maharani
Presiden AS Joe Biden berjabat tangan dengan Presiden China Xi Jinping sebelum pertemuan mereka di sela-sela pertemuan puncak G20, Senin, 14 November 2022, di Nusa Dua, di Bali, Indonesia.
Foto: AP/Alex Brandon
Presiden AS Joe Biden berjabat tangan dengan Presiden China Xi Jinping sebelum pertemuan mereka di sela-sela pertemuan puncak G20, Senin, 14 November 2022, di Nusa Dua, di Bali, Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Pertemuan antara Presiden Amerika Serikat, Joe Biden dan Presiden China, Xi Jinping menjadi momentum yang ditunggu-tunggu. Hal ini akhirnya terwujud di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20, Bali.

Biden dan Xi saling melempar senyum ketika bertemu dan berpose di depan kamera puluhan jurnalis. Keduanya pun bersalaman. Ini merupakan jabat tangan dan pertemuan tatap muka langsung antara keduanya sejak Biden menjadi Presiden AS dua tahun lalu.

Kedua pun melakukan pertemuan bilateral dan bersepakat untuk membuka ruang dialog untuk membahas tantangan dunia kedepan. Dalam perbincangannya bersama Xi, Biden mengapresiasi pertemuan keduanya. Menurut Biden ini merupakan langkah awal bagi pertemuan selanjutnya. Terutama untuk membahas upaya bersama antara Amerika Serikat dan China untuk menyelesaikan tantangan dunia saat ini.

"Saya sangat senang dapat bertemu anda secara langsung. Saya rasa ini merupakan kesempatan yang baik sejalan dengan komitmen saya untuk selalu menjaga komunikasi yang baik dengan anda," ujar Biden di Hotel Mulia, Senin (14/11/2022) dikutip langsung dari laman resmi pemerintah Amerika Serikat.

Biden menilai saat ini dunia global dihadapkan pada tantangan seperti perubahan iklim, ketahanan energi serta ketahanan pangan. Menurut Biden tantangan ini bisa dipecahkan dengan kolaborasi.

"Saya percaya dunia mengharapkan Amerika dan China memainkan peran kunci dalam mengatasi tantangan global saat ini," ujar Biden.

Presiden China Xi Jinping juga mengapresiasi pertemuan langsung dengan Biden. Xi menyatakan, pertemuan terakhir mereka terjadi lima tahun lalu ketika World Economic Forum di Davos digelar.

"Kami melakukan banyak komunikasi baik dari konferensi video maupun surat. Namun memang tidak ada yang lebih berharga dibandingkan pertemuan tatap muka seperti ini," ujar Xi.

Xi menegaskan bahwa hubungan diplomatik antara China dan AS saat ini sudah memasuki usia 50 tahun. Banyak hal yang bisa terus diambil manfaatnya dari hubungan bilateral yang sehat ini.

Xi mendorong adanya komunikasi lanjutan dengan Biden. Sebagai dua pemimpin negara besar, lanjutnya, kedua negara perlu memetakan arah yang tepat untuk hubungan antara China dan AS kedepan.

"Kita perlu menemukan arah yang tepat untuk hubungan bilateral ke depan dan meningkatkan hubungan," kata Xi.

Xi sepakat, bahwa saat ini dunia sedang menghadapi tantangan besar. Menurut Xi, dengan kerjasama yang baik antara China dan Amerika kedepan bisa membawa harapan bagi perdamaian dunia maupun stabilitas global.

"Melalui pertemuan ini kami siap melakukan pertukaran pandangan yang lebih mendalam terhadap isu isu strategis antara China dan Amerika. Terutama juga hubungannya dengan isu isu global dan regional," kata Xi.

Xi dan Biden sepakat untuk keduanya membawa kembali hubungan kedua negara ke arah yang lebih baik sehingga bisa mendorong pertumbuhan ekonomi global yang lebih sehat dan stabil untuk kepentingan dunia secara keseluruhan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement