Selasa 15 Nov 2022 05:59 WIB

Ada Andil Siswa SMKN 1 Cibinong di Balik Gedung Tinggi Menjulang 

Ada tiga produk karya siswa SMKN 1 Cibinong yang digunakan untuk memproduksi semen.

Siswa SMKN 1 Cibinong sedang membuat karya yang diminati industri.
Foto: Istimewa
Siswa SMKN 1 Cibinong sedang membuat karya yang diminati industri.

REPUBLIKA.CO.ID, CIBINONG -- Di balik gedung tinggi menjulang, atau bangunan yang berada di sekitar rumah anda. Bisa jadi itu ada andil siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Cibinong Kabupaten Bogor. 

Siswa di salah satu SMKN yang berada di lingkungan Cabang Dinas Pendidikan (Cadisdik) Wilayah I Jawa Barat ini memang tidak terlibat secara langsung dalam memproduksi semen. Namun, karya yang dihasilkan oleh mereka  berpengaruh pada kualitas produksi zat untuk merekatkan batu, bata dan batako tersebut.

Sejak menyandang status Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) pada 2019 lalu, produk maupun jasa dari SMKN 1 Cibinong kian diakui oleh sejumlah industri besar. Salah satunya, oleh PT Indocement Tunggal Prakarsa TBK yang notabene produsen semen ternama di Indonesia. 

Kepala Cadisdik Wilayah I Jawa Barat, Nonong Winarni mengatakan, sedikitnya ada tiga produk karya siswa SMKN 1 Cibinong yang digunakan untuk memproduksi semen. Yang pertama, yaitu V-hook Spiral.

Produk yang dihasilkan oleh siswa kelas XII pada kompetensi keahlian Teknik Pemesinan tersebut, merupakan alat habis pakai berupa angkur berbentuk “V” berbahan Stainless.

"Fungsinya untuk menahan batu tahan api pada proses pembuatan semen," ujar Nonong Winarni.

Produk kedua, yaitu Filling Tube atau alat habis pakai berupa tabung pengisi ke kantung semen. Filling Tube ini dihasilkan oleh siswa kelas XI pada kompetensi keahlian Teknik Pemesinan dalam mata pelajaran Teknik Fabrikasi Logam.

Sedangkan produk ketiga, yaitu Casing Air Slide Aeration atau alat untuk menyaring semen. Adapun Mata Pelajaran yang terkait adalah mata pelajaran Teknik fabrikasi Logam di kelas XII pada kompetensi keahlian Teknik Pemesinan. 

"Pesanan ini setiap tahunnya sebanyak 1 unit casing air slide aeration silo blending dimana proses pengerjaannya memakan waktu selama 3 bulan dengan gabungan beberapa kompetensi dasar sehingga didapat satu produk utuh," paparnya.

Nonong menyampaikan, SMKN 1 Cibinong menerapkan Model Pembelajaran Teaching Factory (TEFA). Sehingga model pembelajaran yang dilaksanakan mengacu pada standar dan prosedur yang berlaku di industri.

Dia menambahkan, melalui BLUD dan model pembelajaran TEFA maka produk-produk yang dibuat para peserta didik sebagai proses belajar pun bisa dipasarkan ke masyarakat. Sebab, sistem BLUD akan memudahkan untuk melakukan kerjasama dengan dunia industri.

Ditambah dengan 10 fleksibilitas hak yang dapat menunjang kinerja efisien dan efektifnya di SMK BLUD. Adapun fleksibilitas SMK BLUD didapatkan dari pengelolaan Barang dan jasa melalui Pendapatan, pembelanjaan, Pengadaan barang dan jasa, Utang dan piutang, pengelolaan Sumber Daya Manusia, penentuan Kerjasama, penanaman investasi (modal), penentuan tarif layanan, silpa (defisit) dan pembiayaan untuk remunerasi pegawai.

"Sehingga, hasilnya dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan biaya operasional sekolah," ujarnya.

Pada mata pelajaran produktif atau kejuruan penerapan model pembelajaran Project Base Learning (PjBL) TEFA di SMKN 1 Cibinong Kabupaten Bogor tidak hanya bermitra dengan PT Indocement Tunggal Prakarsa. Nonong menambahkan, pada kompetensi keahlian Teknik Permesian dan Teknik Fabrikasi Logam dan Manufaktur juga bekerjasama dengan anak perusahaan PT KAI yang menghasilkan penyangga bantalan rel kereta api.

Adapun untuk kompetensi keahlian Rekayasa Perngkat Lunak (RPL) merancang dan mengimplementasikan pembuatan aplikasi presensi sekolah untuk kebutuhan internal. Sedangkan di kompetensi keahlian Sistem Informasi Jaringan dan Aplikasi (SIJA) dan Teknik Komputer dan Jaringan bekerja sama dengan PT Bonet dalam hal pembelajaran berbasis industri untuk layanan jasa Internet.

"Kompetensi Keahlian Teknik Otomasi Industri (TOI) bekerjasama dengan SMAN 4 Cibinong dan Toko Buku dalam pembuatan Running Text," ucapnya. 

Sementara Kepala SMKN 1 Cibinong Sugiyo menambahkan, sekolah yang dia bina pun menjalin kerjasama dengan perusahaan alat berat, PT Komatsu Indonesia. Tak ayal, SMKN 1 Cibinong yang masuk dalam kategori pusat keunggulan kini berada di peringkat satu, baik dari kategori tata kelola maupun layanan.

Selain mencetak pelajar untuk dapat menjadi SDM yang andal di industri kelak, pihaknya juga menyiapkan peserta didiknya untuk memiliki mental dan karakter young enterpreneur atau pengusaha muda.

"Pencetakan pelajar menjadi pengusaha muda atau atau sekolah pencetak wirausaha (SPW) sudah kami mulai, sedangkan menyiapkan mental dan karakter pelajarnya menjadi generasi siap kerja memang sudah menjadi ciri khasnya SMK," ujarnya.

Sugiyo melanjutkan, eksistensi BLUD di SMKN 1 Cibinong sangat didukung oleh Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat melalui Cadisdik Wilayah I Jabar. 

"Dukungan mereka luar biasa, baik dalam menata kelola BLUD di SMKN 1 Cibinong. SMKN 1 Cibinong, siap menjadi rujukan atau referensi bagaimana menjadi SMK yang memiliki pusat keunggulan," kata Sugiyo. 

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar, Dedi Supandi mengatakan, omset produk yang berkaitannya dengan industri kreatif pada SMK BLUD se-Jabar dapat menjadi fleksibilitas pengelolaan keuangan dalam rangka pengembangan sekolah itu sendiri.

Namun dengan hadirnya BLUD, tidak sekadar diharapkan bisa turut menjadi penggerak untuk meningkatkan ekonomi. "Dan menjadi pola peningkatan kemampuan siswa yang menjadikan siswa ini menjadi wirausahawan wirausahawan muda yang mandiri," ujar Dedi Supandi. 

Dedi Supandi tak menampik, memang ada sejumlah tantangan yang dihadapi. Karena itu, dia mendorong agar terciptanya inovasi produk dan strategi penjualan yang tepat sasaran. Termasuk menjaga kepercayaan pengguna jasa, pembeli produk maupun mitra industri dengan terus meningkatkan kualitas produk maupun jasa.

Terkait, proses pembelajaran juga pihaknya mengupayakan agar disesuaikan dengan kondisi terkini yang ada di masyarakat, yaitu melalui pemutakhiran sarana dan prasarana.

"Jadi jangan sampai anak-anak SMK ini melakukan pembelajaran dengan sarana dan prasarana yang terdahulu, sementara kondisi yang di luar (sekolah) sudah berubah. Itu yang harus di-update," katanya.

Dengan status SMKN BLUD, ditargetkan kepada sekolah maupun siswa dapat berhubungan langsung dengan mitra industri. Sehingga ke depan, diharapkan menciptakan kemandirian bagi siswa.

"Jadi tidak lagi lulusan SMK ini hanya kerja di pabrik, tapi bagaimana mereka ini membuka peluang peluang kerja yang sesuai dengan pasar dan industri. Sehingga lulusan SMK BLUD mampu mencetak menjadi konsep wirausaha," ucapnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement