REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor pertanian Indonesia pada Oktober 2022 ini mengalami peningkatan sebesar 430 juta dolar AS atau meningkat 3,7 persen mtm dibandingkan bulan sebelumnya. Peningkatan itu didorong oleh ekspor komoditas hasil hutan bukan kayu seperti jagung dan sayur-sayuran.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Setianto, mengatakan, capaian pertumuhan ekspor pertanian berada di peringkat kedua setelah sektor migas yang mengalami peningkatan 4,93 persen. Sementara industri pengolahan hanya meningkat 0,50 persen dan bahkan sektor tambang menurun 2,18 persen.
Secara kumulatif, kata Setianto, dari Januari hingga Oktober 2022, pertanian juga mengalami pertumbuhan sebesar 14,17 persen dengan total share 1,60 persen. Ekspor nonmigas secara kumulatif dari Januari sampai Oktober 2022 naik hingga mencapai 94,46 persen.
"Pangsa pasar ekspor kita masih didominasi Tiongkok, India dan Amerika Serikat," kata dia.
Terpisah, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri menambahkan, kenaikan ekspor merupakan salah satu target yang selama ini dicanangkan Kementerian Pertanian dalam upaya meningkatkan kesejahteraan petani dan pendapatan negara.
"Sampai sekarang program yang dicanangkan Kementan terkait peningkatan ekspor pertanian terus menunjukan peningkatan. Terlebih produksi komoditas pertanian dalam negeri terus naik. Hal ini perlu didorong dalam rangka peningkatan kesejahteraan petani melaui upaya membuka pasar baru atau ekspor," katanya.