REPUBLIKA.CO.ID, AGAM -- Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Agam, Sumatera Barat, mencatat sekitar lima ton ikan Keramba Jaring Apung (KJA) di Danau Maninjau dipindahkan pemilik ke penampungan sementara. Hal itu guna mengantisipasi kematian massal dampak dari angin kencang disertai hujan yang melanda daerah itu.
"Petani memindahkan ikan siap panen ke penampungan sementara milik mereka," kata Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Agam, Rosva Deswira di Lubukbasung, Sumatera Barat, Kamis (17/11/2022).
Ia mengatakanlima ton ikan itu milik beberapa petani KJA di Talao, Nagari Koto Malintang. Ikan itu dipindahkan untuk mengantisipasi kematian massal akibat oksigen di dasar danau berkurang setelah angin kencang disertai hujan melanda daerah itu beberapa hari lalu.
Dengan kondisi itu, kata dia, ikan jenis nila dan mas terhindar dari kematian saat kondisi oksigen berkurang di perairan danau vulkanik itu. "Ini dalam mengantisipasi kerugian yang dialami petani, sehingga mereka memindahkan ikan miliknya," kata Rosva Deswira.
Ia mengakui kondisi air Danau Maninjau berubah saat angin kencang disertai hujan melanda daerah tersebut. Akibatnya, kata dia, ikan di dalam KJA mengapung mencari udara ke permukaan danau dan apabila tidak segera disikapi, maka berpotensi mati massal.
"Air danau berubah dari kondisi semula, sehingga Ikan mengapung ke permukaan," katanya. Untuk itu, ia mengimbau petani lainnya segera memindahkan ikan siap panen ke lokasi penampungan.
"Imbauan itu langsung sampaikan ke petani melalui penyuluh pertanian lapangan," ujar Rosva Deswira.