REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Ketua Majelis Syura PKS Dr Salim Segaf Aljufri kembali melaksanakan Program Dr Salim Menyapa Indonesia di Provinsi Kalimantan Barat. Orang nomor satu di PKS ini, menjadi pembicara utama Dialog Kebangsaan Dr Salim bersama para tokoh lintas agama, budaya, ormas, dan profesi se-Kalimantan Barat yang diselenggarakan di Hotel Tulip Pontianak Ahad (20/11/2022).
Hadir dalam acara yang digelar di Ballroom Hotel Golden Tulip Pontianak Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji yang sekaligus memberikan sambutan; Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono; para pemuka agama; tokoh ormas; organisasi pemuda dan mahasiswa hingga pimpinan dan perwakilan partai politik.
Mendampingi Ketua Majelis Syura PKS, Ketua Fraksi PKS DPR Jazuli Juwaini, Ketua DPP BPW Kalimantan Alifudin, Ketua DPP PKS Bidang Kaderisasi Muhammad Said, Ketua DPW PKS Kalbar Arif Joni beserta seluruh Anggota DPRD se-Kalbar.
Program Dialog Kebangsaan Bersama Dr. Salim terus digelar di seluruh Provinsi se-Indonesia. Tujuannya adalah menyatukan visi kebangsaan seluruh anak bangsa apapun latar belakang suku, agama, ormas, profesi bahkan partai dan kepentingan politiknya.
"Ini bagian dari agenda strategis kebangsaan PKS. PKS ingin menjadi bagian bangsa yang menyatukan seluruh potensi anak bangsa melampaui semua perbedaan. PKS ingin menjadi titik temu bagi agenda-agenda strategis bangsa Indonesia," ungkap Dr Salim
Menurut Menteri Sosial RI 2009-2014 ini kemajemukan bukan saja realitas tapi fitrah bangsa Indonesia yang diyakini sebagai anugerah Allah Tuhan Yang Maha Esa. Dalam kemajemukan itu kita bersepakat untuk bekerjasama membangun bangsa dan negara Indonesia.
"Para pendiri bangsa tidak melihat perbedaan dan kemajemukan sebagai masalah. Demikian juga seharusnya dengan kita hari ini. Yang paling penting dan terus kita usahakan adalah persatuannya untuk kepentingan bangsa dan negara," ungkapnya.
Menurut Duta Besar RI untuk Arab Saudi dan Kerajaan Oman 2005-2009 ini menjadi Indonesia adalah proses berkelanjutan bahkan tidak akan pernah berhenti. Being Indonesia is never ending process. Maka kita tidak boleh merasa paling benar, paling NKRI, paling nasionalis, paling Pancasilais. Kita harus berlapang dada untuk berbagi peran dan bekerja sama dengan saudara-saudara sebangsa dan setanah air.
Tugas partai politik menyiapkan pemimpin yang benar-benar mencintai dan melayani rakyat. Karena hanya pemimpin yang demikian yang paham memperlakukan rakyatnya yang berbeda-beda, layaknya orang tua melihat anak-anaknya. Seorang ayah tidak mungkin berbuat zalim kepada anak-anaknya.
"Pemimpin harus punya dua visi. Satu, visi kebangsaan, yaitu merasakan satu bangsa, satu bahasa, satu tanah air Indonesia. Kedua, visi kepemimpinan, yaitu mampu menyatukan seluruh anak bangsa, bukan memecah belah. Menjadi pemimpin bagi semua bukan hanya kelompoknya," tandas Dr Salim.
Orang nomor satu di PKS ini meyakini Indonesia bisa menjadi bangsa yang berdaulat, adil, dan makmur serta diperhitungkan bangsa-bangsa dunia. "Syaratnya kita syukuri kemajemukan bangsa ini dan kita jadikan sumber kekuatan dengan kerjasama dan kolaborasi. Karena kolaborasi adalah kunci keberhasilan bangsa Indonesia," pungkas Dr Salim.