REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Gempa dengan magnitudo 5,6 yang pada Senin (21/11/2022) siang terjadi di barat daya Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat, getarannya dirasakan di beberapa daerah. Demikian menurut siaran informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Menurut BMKG, gempa yang pusatnya berada di darat sekira 10 km barat daya Cianjur itu getarannya dirasakan pada skala V MMI di Cianjur, IV-V MMI di Garut dan Sukabumi, serta III MMI di Cimahi, Lembang,Bandung, Cikalong Wetan, Rangkasbitung, Bogor, dan Bayah. "Di sini terasa gede banget, terus kabarnya di sinijuga ada beberapa bangunan warga yang rusak," kata Desi Wahyuning (55), warga Cianjur.
Getaran akibat gempa yang terjadi pukul 13.21 WIB tersebut juga dirasakan pada skala II-III MMI di Rancaekek, Tangerang Selatan, DKI Jakarta, dan Depok. Getaran berskala II MMI dirasakan oleh beberapa orang dan menyebabkan benda-benda ringan yang digantung bergoyang dan pada skala III MMI getaran dirasakan nyata di dalam rumah, terasa seakan-akan ada truk berlalu.
Pada skala IV MMI, getaran akibat gempa pada siang hari dirasakan oleh orang banyak di dalam rumah dan beberapa orang di luar rumah serta menyebabkan gerabah pecah, jendela/pintu berderik, dan dinding berbunyi. Getaran pada skala V MMI dirasakan oleh hampir semua penduduk, membuat banyak orang terbangun, serta menyebabkan gerabah pecah, barang-barang terpelanting, serta tiang dan barang besar bergoyang.
Kepala Stasiun Klimatologi Jawa Barat Indra Gustari mengatakan bahwa gempa yang pusatnya berada di darat pada kedalaman 10 km itu tidak berpotensi menimbulkan tsunami. BMKG mengimbau warga mewaspadai kemungkinan terjadi gempa bumi susulan.