Senin 21 Nov 2022 16:19 WIB

Jelang Spin Off, Allianz Syariah Tingkatkan Kinerja dan SDM

Pasar asuransi syariah masih sangat besar di Indonesia.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
Petugas melintas di depan logo asurnasi Allianz di kantor pelayanan Asuransi Allianz.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Petugas melintas di depan logo asurnasi Allianz di kantor pelayanan Asuransi Allianz.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Asuransi Allianz Life Indonesia (Allianz Life Indonesia) melalui Unit Syariah (Allianz Syariah) fokus pada upaya pengembangan bisnis asuransi syariah. Managing Director Sharia Allianz Life Indonesia, Ginawati Djuandi mengatakan prospeknya terus berkembang dan mencatatkan pertumbuhan kinerja yang baik hingga saat ini.

"Allianz menerapkan strategi bisnis khusus, agar Unit Syariah terus bertumbuh secara signifikan," katanya dalam keterangan pers, Senin (21/11/2022).

Baca Juga

Allianz Syariah juga terus fokus pada pemantapan sumber daya manusia dan penguatan jaringan tenaga pemasar berlisensi syariah sebagai fondasi distribusi yang esensial. Menurutnya, pasar syariah masih sangat besar di Indonesia sehingga Allianz Syariah diyakini dapat terus mencatatkan pertumbuhan seiring dengan perkembangan industri di Indonesia.

Per kuartal ketiga tahun 2022, Allianz Syariah mencatatkan pertumbuhan yang kuat untuk Annualized Premium Equivalent (APE) 1 sebesar 53,5 persen, jauh di atas rata-rata pasar sebesar 10,2 persen, dengan market share 14,8 persen. Selain itu, untuk Weighted New Business Premium (WNBP) 2 Allianz Syariah tumbuh sebesar 46,5 persen, di atas rata-rata pasar sebesar 32,1 persen, dengan market share sebesar 13,1 persen.

Menurutnya, pertumbuhan yang kuat ini didukung oleh kanal distribusi keagenan dan //bancassurance//. Allianz Syariah juga konsisten memperluas jaringan distribusi keagenan, dengan merekrut generasi milenial yang memiliki minat untuk mengembangkan kemampuan kewirausahaan.

"Hal ini menjadi prioritas Allianz Syariah dalam memperkuat jalur distribusi pemasaran, mengingat generasi milenial akan terus berkembang menjadi pasar asuransi syariah kedepannya," katanya.

Saat ini, Allianz Syariah didukung lebih dari 30 ribu tenaga pemasar berlisensi syariah, yang 60 persen di antaranya merupakan generasi milenial. Allianz Syariah juga bekerja sama dengan beberapa mitra perbankan untuk menjangkau dan menyediakan produk asuransi syariah kepada lebih banyak lagi masyarakat Indonesia.

Lalu dari sisi layanan, Allianz Syariah menyediakan fasilitas layanan berbasis digital, baik untuk mitra bisnis atau tenaga pemasar maupun nasabah, untuk menjawab kebutuhan masyarakat di era digital. Mulai dari tahap menyediakan informasi produk, pengajuan asuransi, pembayaran kontribusi, informasi terkait polis sampai pengajuan klaim asuransi kesehatan syariah kini dapat dilakukan melalui platform digital.

Sampai kuartal ketiga tahun 2022, Allianz Syariah telah mendistribusikan total santunan asuransi (klaim) dan pembayaran manfaat sebesar Rp 658 miliar. Sebesar 59 persen dari jumlah tersebut merupakan santunan asuransi atau klaim, sebagai perwujudan dari prinsip tolong- menolong antar peserta asuransi syariah.

"Kami fokus pada pengembangan bisnis, SDM dan kanal distribusi, serta terus melakukan persiapan proses dan sistem sebagai landasan yang kuat menuju spin off unit syariah," katanya.

Ketiga hal ini menjadi komitmen Allianz Syariah untuk senantiasa memberikan solusi perlindungan dan layanan asuransi syariah yang dibutuhkan nasabah serta masyarakat Indonesia pada umumnya. Dengan demikian Allianz Syariah dapat terus meningkatkan pertumbuhan bisnis dan berkontribusi dalam perkembangan industri syariah di tanah air.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement