Selasa 22 Nov 2022 09:02 WIB

BSI Dorong Transformasi Digital di Aceh

Transaksi masyarakat dapat lebih efisien dengan adanya transformasi digital.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Gita Amanda
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus menggenjot transformasi digital di Provinsi Aceh seiring komitmen mendorong pertumbuhan ekonomi dan memperluas inklusi keuangan di Tanah Rencong, (ilustrasi).
Foto: Prayogi/Republika.
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus menggenjot transformasi digital di Provinsi Aceh seiring komitmen mendorong pertumbuhan ekonomi dan memperluas inklusi keuangan di Tanah Rencong, (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus menggenjot transformasi digital di Provinsi Aceh seiring komitmen mendorong pertumbuhan ekonomi dan memperluas inklusi keuangan di Tanah Rencong tersebut. Wakil Direktur Utama BSI Bob Tyasika Ananta mengatakan penguatan transformasi digital sangat diperlukan agar perbankan syariah dapat beradaptasi dengan perkembangan zaman saat ini.

Bob mengatakan transaksi masyarakat dapat lebih efisien dengan adanya transformasi digital. Menurutnya, transaksi digital khususnya di perbankan syariah merupakan bentuk adaptasi dari BSI dalam menjawab tantangan zaman dan kebutuhan masyarakat yang semakin beragam.

"BSI Mobile menjadi bukti bahwa bank syariah pun saat ini merupakan bank yang modern dan sangat inklusif bagi seluruh masyarakat," kata Bob dalam keterangan pers, Senin (21/11/2022).

Hal tersebut disampaikan Bob dalam acara seminar nasional bertajuk Transformasi Digital, Peluang dan Tantangan Pembangunan Ekonomi Aceh yang digelar oleh Ikatan Alumni Teknik Informatika Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe di GOR ACC Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe, Aceh Utara.

Kegiatan ini merupakan salah satu program literasi yang bertajuk BSI Mengajar yang dilaksanakan Bank Syariah Indonesia di beberapa Universitas di Aceh. Bob menjelaskan untuk transformasi digital di Aceh, BSI sudah melakukan berbagai kerja sama guna meningkatkan akses masyarakat.

Menurutnya, Qanun No 11/2018 tentang Lembaga Keuangan Syariah bisa menjadi pintu masuk bagi BSI untuk memaksimalkan segala potensi yang ada di Aceh. Untuk mendukung layanan keuangan bagi masyarakat di wilayah Aceh, BSI saat ini memiliki total 690 mesin anjungan tunai mandiri (ATM), 10.483 agen Laku Pandai BSI Smart, 507.418 user BSI Mobile, dan transaksi QRIS mencapai Rp 23,3 miliar.

"Angka ini tentu akan terus bertambah seiring berbagai upaya yang dilakukan oleh BSI guna menjangkau seluruh masyarakat di Aceh," katanya.

BSI juga sudah melakukan kerja sama dengan anak perusahaan PLN, yaitu ICON+ guna mengakselerasi pertumbuhan ekonomi di Aceh, khususnya pelaku UMKM agar masuk ke ekosistem digital. Ia menilai ada tiga hal yang saat ini terus diperkuat oleh BSI dalam mewujudkan transformasi digital di Aceh.

Diantaranya kualitas dan sumber daya manusia, infrastruktur dan sarana informasi, serta integrasi sistem dan layanan. BSI meyakini dengan penguatan tiga hal ini dapat membantu masyarakat Aceh untuk masuk dalam ekosistem digital BSI dalam waktu yang tidak lama lagi.

Per September 2022, BSI mencatat user pengguna BSI Mobile mencapai 4,44 juta user, naik sebesar 43 persen (yoy). Jumlah pengguna yang semakin meningkat tersebut dipengaruhi oleh perubahan perilaku masyarakat yang mulai beralih ke e-channel BSI Mobile, ATM maupun Internet Banking.

Sebanyak 97 persen profil nasabah BSI saat ini telah beralih menggunakan e-channel untuk beraktivitas perbankan. Transaksi kumulatif BSI Mobile per September 2022 mencapai 187,20 juta transaksi dan berkontribusi memberikan fee based income sebesar Rp 173 miliar.

Berbagai fitur terus dikembangkan untuk mendorong masyarakat mengaktivasi BSI Mobile. Diantaranya buka rekening online, top up e-wallet, pembiayaan multiguna online bagi ASN, layanan ZISWAF, Tarik tunai dan layanan emas.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement