REPUBLIKA.CO.ID,JEDDAH — Juru bicara Walikota Jeddah, Muhammad Al-Baqami, mengatakan bahwa walikota akan mengevaluasi semua proyek drainase air hujan setelah banjir akibat hujan deras yang melanda kota Jeddah pada Kamis (24/11).
“Proyek-proyek tersebut telah berkontribusi untuk membatasi kerusakan, terutama karena hujannya tiga kali lebih banyak daripada yang terjadi di Jeddah 11 tahun lalu. Hujan deras yang mengguyur Jeddah Kamis lalu mencapai 182 mm, yang berlangsung selama delapan jam tanpa henti,” kata Al-Baqami dilansir dari Saudi Gazette, Ahad (27/11).
Al-Baqami mengatakan, pekerjaan lapangan terkait pembuangan air dan pembersihan pascabanjir masih berlangsung. Dia mengungkapkan bahwa wali kota akan memberikan pernyataan yang akan menjelaskan semua detail situasi hujan dan hasil lapangannya.
Sebelumnya, juru bicara Pusat Meteorologi Nasional (NCM) Hussein Al-Qahtani mengatakan hujan lebat yang melanda Jeddah merupakan curah hujan tertinggi yang pernah tercatat di kota pesisir tersebut. Hujan berlangsung sejak pukul 8 pagi sampai pukul 5 sore dan mencapai 179,7 milimeter air, menurut stasiun pemantauan pusat.
Dua orang meninggal dunia dalam banjir yang membangkitkan kenangan mengejutkan tentang banjir dahsyat yang melanda kota itu tepat 13 tahun lalu. Beberapa orang yang terjebak di dalam kendaraan yang terendam berhasil diselamatkan.
Perenang dari Pertahanan Sipil Jeddah dikerahkan dan menyelamatkan banyak pengendara yang terjebak di terowongan Jalan Raja Abdullah yang tergenang air.
Penerbangan dan lalu lintas jalan terganggu selama beberapa jam karena arteri utama dan jalan raya tergenang air. Beberapa jalan di lingkungan perumahan Jeddah terendam banjir, menyebabkan banyak kendaraan mogok.
Sumber: https://saudigazette.com.sa/article/627369/SAUDI-ARABIA/Jeddah-Mayoralty-to-evaluate-all-rainwater-drainage-projects