DPRD DIY Soroti Kerusakan Jalan hingga Masalah Irigasi di Sleman
Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Muhammad Fakhruddin
DPRD DIY Soroti Kerusakan Jalan hingga Masalah Irigasi di Sleman (ilustrasi). | Foto: ANTARA/Anis Efizudin
REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN -- Komisi C DPRD DIY menyoroti terkait permasalahan infrastruktur di Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, DIY. Pasalnya, terjadi kerusakan jalan dan permasalahan irigasi di kawasan tersebut.
Hal ini pun dikeluhkan masyarakat kepada DPRD DIY. Lurah Sendangrejo, Minggir, Sleman, Herjanto mengatakan, terjadi kerusakan jalan sepanjang lima kilometer dari Jalan Klangon-Tempel. Hal ini mengakibatkan seringnya terjadi kecelakaan oleh pengendara sepeda motor, terutama saat musim hujan.
Sebab, banyak pengendara motor yang tidak menyadari adanya lubang karena tergenang air hujan.
"Sering terjadi kecelakaan, apalagi di musim hujan. Adanya air menggenang di jalan yang berlubang, mengakibatkan pengendara sepeda motor terjatuh dan adanya korban," kata Herjanto belum lama ini.
Anggota Komisi C DPRD DIY, Muhammad Yazid mengatakan, salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya jalan tersebut dikarenakan sering dilewati truk dengan kapasitas besar. Menurutnya, perlu kejelasan terkait kebijakan akses jalan bagi kendaraan bermuatan besar.
Selain itu, akses penerangan di jalan tersebut juga tidak memadai. Hal ini pun menambah tingginya potensi kecelakan di jalan itu.
"Pemerintah desa mengharapkan terlaksananya program lanjutan penerangan jalan dari simpang empat Gedongan sampai dengan simpang empat Balangan," kata Yazid.
Ketua Komisi C DPRD DIY, Gimmy Rusdin Sinaga juga prihatin dengan kondisi jalan yang mengalami kerusakan tersebut. Gimmy menyebut, pihaknya akan mengupayakan agar penanganan kerusakan jalan dari Klangon hingga Tempel ini diprioritaskan.
Gimmy menuturkan, akan diupayakan peningkatan anggaran dana untuk perbaikan dan pembangunan infrastruktur jalan. Sedangkan, katanya, untuk tahun 2023 akan dioptimalkan terlebih dahulu untuk pemeliharaan jalan.
"Maksimal di tahun 2024 adanya peningkatan (perbaikan), syukur aspalnya diganti cor blok, seperti di Gunungkidul. Dan juga terkait lampu penerangan, itu ada tapi kurang baik, sehingga harus diperbaiki, paling lama di tahun 2024," kata Gimmy.
Terkait dengan permasalahan irigasi, juga menjadi perhatian DPRD DIY. Pasalnya, potensi pada sektor pertanian di Kecamatan Minggir sangat besar untuk menunjang perekonomian masyarakat setempat.
Meski begitu, infrastruktur irigasi justru menjadi masalah utama yang dihadapi petani. Dampak kesulitan akses pengairan mematikan lahan persawahan, yang mengakibatkan beberapa lahan pertanian akhirnya disewakan dan dialihfungsikan untuk ditanami tebu.
Gimmy menjelaskan, masalah jaringan irigasi ini terjadi dari Sadap, Susukan, Margokaton, Seyegan yang mengairi sawah di Kecamatan Minggir. Selain itu, di Bulak Margoyoso, Sendangmulyo juga terdapat lahan seluas 110 hektar yang terkendala masalah pengairan selama bertahun-tahun.
Lurah Sendangmulyo, Budi Susanto mengatakan, untuk jangka pendek setidaknya dibutuhkan pompa agar dapat mengambil air dari sungai Margoyoso untuk pengairan lahan. Namun, untuk penanganan jangka panjang, dibutuhkan embung.
"Dan embung juga dapat mensejahterakan masyarakat bukan dari pengairan sawah saja nanti, namun bisa dibuat destinasi wisata juga," kata Budi.
Menanggapi hal ini, Komisi C DPRD DIY menyebut, perlu pembahasan lanjut dengan pemerintah daerah untuk pembuatan embung tersebut. DPRD DIY akan mengundang pihak-pihak terkait, termasuk Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak untuk membahas penanganan dari permasalahan itu.