REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Kepala Bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Martin Griffiths mengatakan pada Rabu (30/11/2022), kesepakatan untuk melanjutkan ekspor amonia Rusia melalui pipa ke pelabuhan Laut Hitam di Ukraina cukup dekat. Dia menekankan bahwa itu adalah hampir lebih penting daripada memastikan ekspor biji-bijian.
Ketika ditanya tentang kesepakatan untuk memulai kembali pipa amonia, Griffiths "Saya pikir kami cukup dekat, kami mendekatinya minggu ini."
"Ini penting," katanya memperingatkan bahwa jika ekspor pupuk Rusia tidak dilanjutkan maka dapat memicu masalah ketersediaan pangan dalam setahun.
"Jadi ini sangat penting, hampir lebih penting daripada biji-bijian," ujarnya.
Invasi Rusia pada 24 Februari ke tetangganya telah menghentikan ekspor bahan makanan Ukraina ke Laut Hitam dan menutup jalur pipa yang mengangkut amonia dari Rusia ke pelabuhan Laut Hitam di Ukraina. Amonia adalah bahan utama dalam pupuk nitrat.
Baca juga : Batu Nisan Ottoman, Sebuah Estetika yang Teruji Melewati Zaman
Memfasilitasi pengiriman makanan dan pupuk Rusia adalah aspek utama dari kesepakatan paket yang ditengahi oleh PBB dan Turki pada Juli dan telah diperpanjang awal bulan ini. Kesepakatan yang diperpanjang itu pun memulai kembali pengiriman biji-bijian ke Laut Hitam Ukraina.
PBB mengatakan, perang Rusia di Ukraina memperburuk krisis pangan global. Perang itu mendorong sekitar 47 juta orang ke dalam kelaparan akut dan memicu perlunya kesepakatan ekspor. Ukraina dan Rusia adalah pengekspor biji-bijian dan pupuk utama dunia.
"Pengoperasian pipa amonia dari Rusia melalui Ukraina ... dipahami dengan baik, tidak sulit, dapat dimulai dalam satu atau dua minggu. Saya pikir kita akan sampai di sana," kata Griffiths.
Baca juga : Badai Resesi Hantam Ekonomi Global, Bagaimana Nasib Indonesia?