Hadapi Lonjakan Covid, Dinkes Sleman Perkuat Pengawasan Isoman
Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Yusuf Assidiq
Petugas merapikan fasilitas isolasi mandiri pasien Covid-19 (ilustrasi). | Foto: Republika/Thoudy Badai
REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman, Cahya Purnama, mengatakan kasus Covid-19 di Sleman cenderung merangkak naik dan diprediksi akan terus terjadi hingga akhir tahun ini. Untuk menghadapi kondisi tersebut, Dinkes akan menguatkan peran puksesmas di wilayah dalam melakukan pengawasan terhadap pasien isolasi mandiri (isoman).
"Kami dari Dinkes, dari gugus tugas covid di kabupaten ke depan mengambil strategi penguatan pada isolasi mandiri dengan pengawasan pada puskesmas wilayah," kata Cahya kepada wartawan di Grha Sarina Vidi, Sleman.
Ia menambahkan meski kasus covid cenderung naik, namun angka kematian dan yang dirawat di rumah sakit tidak lagi tinggi. Hal tersebut mengingat masyarakat telah divaksinasi dan disuntik booster.
"Vaksinasi booster untuk masyarakat tetap harus dikejar, kita masih 47 persen tadi untuk dikejar menjadi 50 (persen)," kata dia.
Cahya juga mengimbau kepada masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan. Masyarakat diminta untuk kembali disiplin melaksanakan cuci tangan, memakai masker, dan jaga jarak (Cita Mas Jajar).
"Yang penting prokesnya aja, jadi gak usah dihentikan tapi prokesnya yang diperkuat, karena di situ nanti itu justru masyarakat yang akan menahan terjadinya covid," ungkapnya.
Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, menegaskan langkah penguatan isoman dilakukan mengingat isolasi terpusat (isoter) yang ada di Sleman akan ditutup per Desember 2022 ini. Karena itu pihaknya telah memerintahkan jajarannya untuk mengoptimalkan pengawasan di masing-masing wilayah.
"Isoman kita dampingi yaitu puskesmas setempat, nanti lokasi wilayah masyarakat yang ada di situ langsung didampingi puskesmas setempat, misalnya di kelurahan A, itu puskesmas siapa nah itu mendampingi di sana," ujar bupati.