REPUBLIKA.CO.ID,BERLIN -- Diskriminasi yang dialami oleh siswa-siswi Muslim di sekolah Jerman masih terus terjadi. Kelompok Hak Asasi Manusia (HAM) di wilayah tersebut menyatakan hingga saat ini tidak terlihat adanya perbaikan atas hal tersebut.
“Kami melihat perlu tindakan di bidang ini dan saya belum melihat situasinya telah membaik,” kata Direktur Institut HAM Jerman, Dr. Beate Rudolf, dikutip di TRT World, Kamis (8/12/2022).
Rudolf mengakui, masalah ini sama sekali tidak dibahas dalam laporan tahunan tahun ini, tentang perkembangan situasi hak asasi manusia di Jerman yang diserahkan ke parlemen negara (Bundestag).
Dalam sistem sekolah umum Jerman, ada banyak laporan tentang diskriminasi terhadap siswa muda Muslim, khususnya perempuan. Hal ini bahkan mengarah pada harapan dan keputusasaan yang rendah.
Tidak hanya itu, sering muncul keluhan dari komunitas Muslim Jerman bahwa guru cenderung tidak merekomendasikan siswa Muslim masuk sekolah yang akan membuka jalan menuju universitas, dibandingkan sekolah karir kejuruan reguler.
Menurut penelitian yang diterbitkan pada bulan Oktober oleh Dewan Pakar Integrasi dan Migrasi (SVR), secara umum diskriminasi terhadap Muslim tersebar luas di Jerman.
Hampir 48 persen responden mengatakan mereka percaya Islam tidak cocok dengan masyarakat Jerman. Sementara itu, 29 persen menyarankan untuk membatasi praktik Islam di negara tersebut.
“Sikap negatif terhadap Islam tersebar luas di semua kelompok yang diperiksa, orang dengan dan tanpa latar belakang migrasi,” kata para peneliti dalam laporan mereka.
Lebih lanjut, hampir 44 persen orang Jerman yang disurvei mengatakan organisasi Muslim harus diawasi oleh badan keamanan negara. Di sisi lain, hanya 16 persen yang menentang langkah tersebut.
Sikap anti-Islam ini sedikit lebih umum ditemui pada kalangan migran yang tiba di Jerman dari negara-negara non-Muslim.
Namun, menurut laporan yang sama disebutkan orang-orang yang memiliki kontak sosial dengan Muslim cenderung tidak memiliki sikap anti-Islam.
Dengan jumlah penduduk lebih dari 84 juta orang, Jerman memiliki populasi Muslim terbesar kedua di Eropa Barat setelah Prancis. Negara ini adalah rumah bagi hampir lima juta Muslim, menurut angka resmi.
Negara tersebut telah menyaksikan meningkatnya sentimen rasisme dan anti-Muslim dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini dipicu oleh propaganda kelompok dan partai sayap kanan, yang mengeksploitasi krisis pengungsi dan berusaha menimbulkan ketakutan terhadap imigran.
Otoritas Jerman mencatat setidaknya 662 kejahatan kebencian anti-Muslim terjadi pada 2021. Lebih dari 46 masjid diserang antara Januari dan Desember tahun lalu, serta setidaknya 17 orang terluka akibat kekerasan anti-Muslim.
Sumber: