REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi ingin menciptakan Kampung Bebas Sampah di Kota Pahlawan, Jawa Timur, sebagai implementasi dari kegiatan Surabaya Smart City (SSC) 2022.
"SSC ini digagas sejak 2018, dimana SSC bukan hanya lingkungan, tetapi ada Smart Environment, Smart Economy, Smart Health, Smart Society, dan Smart Technology. Inilah yang kami nilai semuanya, karena saya ingin dengan SSC ini menjadi kota yang guyub dan rukun," kata Eri Cahyadi di Surabaya, Kamis.
Menurut dia, pihaknya meminta seluruh perwakilan setiap RW di Kota Pahlawan pada tahun ini mengikuti kegiatan SSC 2022 dengan tujuan menciptakan perkampungan zero waste. Selanjutnya, mobilitas Karang Taruna dan UMKM di perkampungan bisa membantu pergerakan ekonomi antarwarga.
"Yang kuat membantu yang lemah, karena sejatinya bernegara ya itu sistemnya. Ini yang dikemas dalam lomba SSC, Surabaya Bergerak ini sekarang bergerak dalam bentuk Smart City. Kalau dilihat Surabaya Bergerak ini ada kerja bakti, ada guyub rukun, kami lombakan dalam Smart City, karena Surabaya Bergerak adalah terjemahan dari kegiatan Smart City untuk menciptakan kampung yang aman, tenang dan penuh toleransi," ujar dia.
Cak Eri panggilan lekatnya mencontohkan, dalam meningkatkan perekonomian di dalam sebuah kampung, seperti yang dilakukan di Rumah Padat Karya Pakar Adem Kalisari Jasa Service/Cuci AC telah menjalankan Smart Society.
Di kampung itu, kata dia, melalui program Padat Karya membuka jasa Service/Cuci AC yang digerakkan oleh camat dan lurah dengan menggandeng seluruh perusahaan di Kota Surabaya. Hasilnya, dalam waktu 3 minggu, mampu menghasilkan omzet sebesar Rp8 juta dengan 5 pekerja.
"Bayangkan kalau satu kampung itu tahu warga Surabaya belum mendapat pekerjaan dan masih menganggur. Maka dia bisa mengembangkan dengan produk UMKM, lalu dimasukkan dalam situs belanja daring E-Peken Surabaya dan digerakkan oleh pemkot," ujar dia.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya Agus Hebi Djuniantoro mengatakan, pada gelaran Roadshow SSC 2022 ini telah memasuki tahap 75 besar. Adapun indikator penilaian terbesar terdapat pada pengelolaan lingkungan dengan nilai 30 persen dan ekonomi kerakyatan dengan nilai 20 persen.
"SSC ini selain ke lingkungan juga untuk pemberdayaan UMKM. Diharapkannya saat SSC selesai, lingkungan bisa lebih baik dan ekonomi kerakyatan akan tumbuh dengan lebih baik. Karena masih ada empat kali roadshow dan diharapkan awarding akan dilakukan pada Bulan Desember 2022 di Taman Surya," kata Hebi.
Selama 6 bulan penilaian, Hebi mengaku, banyak permasalahan lingkungan yang dapat diurai oleh para peserta SSC 2022. Selain harus menambah UMKM, peserta juga harus membenahi lingkungannya. Contoh di RW 6 Kelurahan Kalisari, awalnya terdapat 3-4 meter kubik sampah, mulai menurun menjadi 2 meter kubik.
"Kami harapkan bisa menjadi nol (sampah). Hal ini sesuai dengan arahan Pak Wali Kota bahwa nantinya melalui SSC ini lingkungan yang kita sasar adalah sampah supaya sampahnya menjadi nol (zero waste)," kata dia.