Selasa 13 Dec 2022 14:34 WIB

Mahasiswa UMM Berhasil Ubah Anggrek Jadi Pangan

Kadar fenol pada bunga anggrek memiliki kandungan antioksidan.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
Tim mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) membuat penelitian terkait mengubah tanaman anggrek menjadi pangan. Penelitian ini membuat mereka berhasil menyabet juara dua poster di kategori PKM-RE (Riset Eksakta) pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional Ke-35 pada awal Desember 2022.
Foto: Humas UMM
Tim mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) membuat penelitian terkait mengubah tanaman anggrek menjadi pangan. Penelitian ini membuat mereka berhasil menyabet juara dua poster di kategori PKM-RE (Riset Eksakta) pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional Ke-35 pada awal Desember 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Salah satu tim mahasiswa Ilmu Teknologi Pangan (ITP) Fakultas Pertanian dan Peternakan (FPP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berhasil menyabet juara dua poster di kategori PKM-RE (Riset Eksakta) pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional ke-35 pada awal Desember 2022. Mereka terdiri atas Syntiya Inanda Khoidir, Rika Cahyani Irjayanti, Annisa Jihan Purnama, dan Nastiar Majidatun Wakhidah.

Perwakilan tim, Syntiya menjelaskan penelitian mereka membahas mengenai Potensi Ekstrak Fenolik Bunga Anggrek Cymbidium Golden Boy sebagai Antioksidan pada Pembuatan Flower Leather. Dari hasil penelitian, dapat diketahui kadar fenol pada bunga anggrek memiliki kandungan antioksidan yang sangat tinggi.

Zat ini sangat bermanfaat bermanfaat bagi manusia untuk menangkal radikal bebas. Syntiya mengatakan, alasan memilih bunga anggrek untuk diteliti karena pada dasarnya memang senang dengan bunga anggrek. Bunga anggrek juga memiliki rasa yang unik seperti selada.

Apalagi melihat belum banyak penelitian yang membahas mengenai tanaman hias yang dijadikan tanaman pangan. Mahasiswa kelahiran 2001 juga bercerita bahwa penelitian dilakukan selama lima bulan lamanya.

Hal ini diawali dengan mencari bunga anggrek yang paling segar kemudian dikeringkan untuk diambil ekstrak fenolnya untuk mendapatkan kandungan antioksidan. Selanjutnya, ini diolah menjadi manisan atau agar-agar.

Selama penelitian ada beberapa kendala yang dihadapi seperti teksturnya yang rapuh dan warna yang kurang menarik. Namun itu bisa disiasati dengan penambahan asam sitrat untuk membentuk warna. Lalu dilakukan penambahan hidrokoloid untuk mempertahankan teksturnya.

Syntiya mengaku beruntung bisa berkuliah di UMM yang selalu mendukung segala kreativitas dan inovasi mahasiswa. Banyak lembaga mahasiswa yang menjadi wadah seperti LSO Hipotesa serta dosen yang selalu siap ditanya ketika tim mengalami kesulitan.

Begitu juga dukungan orang tua dan teman yang menjadi bahan bakar tim untuk terus berprestasi. Ia dan tim ingin agar penelitian yang mereka lakukan tidak hanya memenangkan medali PIMNAS. Tetapi bisa terus dikembangkan agar bisa mendapatkan formula yang sesuai.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement