REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan pentingnya kemitraan ASEAN-Uni Eropa baik bagi kesejahteraan kedua kawasan dan juga untuk menghadapi berbagai tantangan global. Meskipun kemitraan ASEAN-UE telah menghasilkan banyak hal, Jokowi juga menyampaikan bahwa terdapat banyak perbedaan yang harus diselesaikan.
Menurut Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Presiden Jokowi menekankan perlunya prinsip kesetaraan, saling menghormati, dan saling menguntungkan dalam menjalankan kemitraan ASEAN-UE. Pernyataan itu disampaikan Presiden dalam pidatonya di KTT Peringatan 45 tahun Kemitraan ASEAN dan Uni Eropa di Brussel, Rabu (14/12).
“Presiden menekankan prinsip kesetaraan, saling menghormati, dan saling menguntungkan harus menjadi landasan kemitraan ASEAN-UE. Tidak boleh ada pemaksaan kehendak. Tidak boleh lagi ada pihak yang mendikte. Presiden juga menegaskan bahwa mindset ‘my standard is better than yours’ harus diganti,” kata Menlu Retno dalam keterangannya yang diunggah di kanal Youtube Sekretariat Presiden, Kamis (15/12).
Menlu menyampaikan, Uni Eropa merupakan mitra dagang ASEAN ketiga terbesar setelah RRT dan Amerika Serikat. Total perdagangan ASEAN-Uni Eropa pada tahun lalu mencapai 268,9 miliar dolar AS.
Sedangkan, investasi asing langsung (FDI) dari Uni Eropa ke ASEAN mencapai 26 miliar dolar AS pada tahun lalu. Uni Eropa adalah sumber FDI terbesar kedua di ASEAN setelah RRT. Selama beberapa dekade, Asia Tenggara telah menjadi economic powerhouse dan diperkirakan akan tetap menjadi pusat pertumbuhan dunia. “Kerja sama dengan ASEAN dipastikan oleh Bapak Presiden akan menguntungkan Uni Eropa,” ujarnya.
Dalam pidatonya, Jokowi juga mengutip survei yang dilakukan UE-ASEAN Business Council pada September 2022 mengenai persepsi bisnis di ASEAN. Dalam survei tersebut, 63 persen responden melihat ASEAN sebagai kawasan dengan kesempatan ekonomi terbaik.
Kemudian, 69 persen responden mengharapkan pasar ASEAN menjadi penting dari aspek pendapatan global dalam 2 tahun ke depan, dan 97 persen responden berharap adanya percepatan perundingan FTA ASEAN-UE dan juga FTA antara UE dengan para negara anggota ASEAN.
“Artinya, dari survey ini ditegaskan bahwa economic opportunity has and will always be the story of ASEAN. Bapak Presiden juga menekankan bahwa ‘maju bersama’ harus diiringi dengan ‘maju setara’,” ujar Menlu Retno.