REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menilai pertemuan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan Wali Kota Solo, Jawa Tengah, Gibran Rakabuming Raka pada Senin (12/12) sebagai bentuk perhatian. Mega dinilai sering bertemu kepala daerah.
"Pertemuan Ibu Mega dan Mas Gibran kan dilakukan secara rutin. Ibu Mega sering bertemu dengan para kepala daerah dari PDI Perjuangan, dan di situ Ibu Megawati menyampaikan masukan-masukan dari beliau. Ini perhatian Ibu Mega," kata Hasto di sela menjadi pembicara dalam seminar di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Kamis.
Menurut Hasto, setiap mengunjungi berbagai daerah, Megawati memberikan perhatian mendetail terhadap kondisi tata kota, tanaman, taman, hingga ruang-ruang publik, termasuk di Kota Solo yang menjadi salah satu pusat kebudayaan di Indonesia.
Megawati, ujar Hasto, ibarat "memindai" kondisi setiap daerah yang didatangi. "Dengan demikian dalam pertemuan itu, Ibu Mega menerima laporan dari Mas Gibran serta kemudian Ibu Mega memberikan arahan terkait pertemuan itu," ujar dia.
Menurut dia, setiap pertemuan dengan para kepala daerah, Megawati banyak mendialogkan terkait bagaimana para kepala daerah dari PDIP mampu membumikan Pancasila melalui kebijakan yang konkret serta memberdayakan rakyat kecil.
"Itulah yang banyak didialogkan Ibu Mega saat bertemu dengan para kepala daerah bagaimana kebijakan penganggaran, penataan lingkungannya, kebudayaan, dan kebijakan legislasinya," kata dia.
Sebelumnya, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengaku sempat dipanggil Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri di salah satu hotel di Solo pada Senin (12/12) atau sehari setelah acara pesta pernikahan Kaesang Pangarep dan Erina Gudono.
Turut dalam pertemuan itu, Ketua DPP PDIP Puan Maharani, Ketua DPC PDIP Solo FX Hadi Rudyatmo(FX Rudy), termasuk Hasto.
Terkait tidak adanya Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dalam pertemuan itu, Hasto menganggap hal itu biasa saja karena kala itu Megawati sedang mengunjungi Kota Solo. "Itu biasa, kadang-kadang Ibu dengan Pak Rudy, kadang dengan Wali Kota Solo, kadang-kadang dengan Pak Ganjar. Tidak ada persoalan karena saat itu kan Ibu datang ke Kota Solo, tidak datang ke Semarang atau ke Provinsi Jateng," kata dia.