REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Para pengelola hotel di Gili Trawangan Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, siap menyambut para wisatawan domestik dan asing yang diperkirakan mencapai 4.800 orang saat libur Natal dan Tahun Baru.
"Perkiraan tingkat hunian kamar hotel mencapai 70 - 80 persen, maka wisatawan yang menginap sekitar 4.200 hingga 4.800 orang saat libur Nataru," kata Ketua Gili Hotel Association (GHA), Lalu Kusnawan, yang dihubungi dari Mataram, Kamis malam (15/12).
Ia memperkirakan tingkat hunian kamar hotel di Gili Trawangan pada momen libur tersebut mencapai 70-80 persen. Angka tersebut mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan tingkat hunian kamar hotel pada November 2022 yang mencapai 50-60 persen.
Sementara jumlah kamar hotel yang tersedia sebanyak 6.000 kamar. Semuanya tersebar di kawasan wisata tiga gili, yakni Gili Trawangan, Meno, dan Air. Namun sebagian besar terpusat di Gili Trawangan.
"Jika terjadi tingkat hunian hingga 70-80 persen, maka rata-rata kunjungan wisatawan bisa 1.000 hingga 1.200 orang per hari dengan lama tinggal bisa mencapai enam hari," ujarnya.
Kusnawan mengatakan para pengelola hotel tentunya sudah menyiapkan berbagai fasilitas dan pelayanan terbaik untuk menyambut tamu mereka yang sudah lama merindukan suasana Tahun Baru di Gili Trawangan yang sebelumnya sempat sepi akibat pandemi Covid-19.
Sementara itu, Ketua Kehormatan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) NTB I Gusti Lanang, juga memperkirakan okupansi hotel meningkat sebesar 20-30 persen saat momen libur Natal-Tahun Baru, sehingga rata-rata keterisian kamar hotel yang sebelumnya 40 persen pada November bisa naik menjadi 60-70 persen pada Desember 2022.
"Kunjungan wisatawan saat Nataru kemungkinan masih didominasi dari domestik, tapi kalau di kawasan tiga gili kebanyakan mancanegara," ujarnya.
Menurut dia, hotel-hotel yang ada di sekitar destinasi wisata masih menjadi incaran wisatawan untuk menginap, dibandingkan dengan hotel di Kota Mataram sebagai Ibu Kota Provinsi NTB.
Hal itu disebabkan karena pada Natal dan Tahun Baru menjadi momentum sebagian orang untuk berlibur. Sedangkan hotel perkotaan lebih didominasi dengan kegiatan wisata pertemuan.
"Sudah menjadi kebiasaan bagi para wisatawan lebih memilih menikmati libur sambil berwisata akhir tahun di destinasi wisata," kata Lanang.