Rabu 18 Dec 2024 09:57 WIB

Tren Terbaru Wisata Indonesia: Wisatawan Lebih Suka Petualangan Alam

Preferensi masyarakat Indonesia menunjukkan rasa cinta besar terhadap keindahan alam.

Wisatawan Indonesia pergi liburan (ilustrasi). Wisata alam menjadi daya tarik utama wisatawan Indonesia.
Foto: MGIT4
Wisatawan Indonesia pergi liburan (ilustrasi). Wisata alam menjadi daya tarik utama wisatawan Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Platform perjalanan Traveloka bekerja sama dengan YouGov, merilis studi terbaru berjudul “Travel Redefined: Understanding and Catering to the Diverse Needs of APAC Travellers”. Studi ini melibatkan hampir 12.000 responden di sembilan negara, termasuk lebih dari 2.000 responden dari Indonesia.

Studi ini menunjukkan beragam kebiasaan dan preferensi perjalanan yang terus berevolusi dan membentuk lanskap pariwisata di Asia Pasifik. Selain itu, studi ini disebut menyajikan panduan praktis untuk mengantisipasi tren dan menciptakan pengalaman perjalanan yang bermakna pada 2025

Baca Juga

President Traveloka Caesar Indra mengatakan Asia Pasifik menawarkan banyak peluang, namun keragamannya menuntut kreativitas dan pemahaman yang mendalam. Menurut dia, para pelaku industri harus memahami kebutuhan unik dari market yang dinamis ini agar dapat terus berkembang dalam lanskap pariwisata yang terus berubah.

"Karenanya, kunci kesuksesan untuk memberikan pengalaman yang dicari para travellers adalah dengan menuangkan insights dari studi ini ke dalam strategi yang inovatif," ujarnya dalam siaran tertulis yang diterima Republika.co.id pada Rabu (18/12/2024).

Dari studi ini, diketahui beberapa tren wisatawan Indonesia. Apa saja itu?

1. Petualangan alam jadi yang paling dicari oleh wisatawan Indonesia

Studi ini mengungkap bahwa 39 persen wisatawan di Indonesia ingin berlibur untuk mengunjungi tempat-tempat atraksi wisata. Wisata alam menjadi daya tarik utama, dengan 75 persen wisatawan lebih memilih berlibur ke destinasi alam seperti pegunungan dan taman nasional, lalu pantai dan daerah pesisir (65 persen), disusul tempat bersejarah atau budaya seperti museum atau istana (37 persen).

Temuan ini juga menggarisbawahi bahwa daya tarik Indonesia didorong oleh keragaman geografisnya sebagai negara kepulauan. Dibanding negara-negara lain seperti Jepang, di mana 62 persen wisatawannya memilih wisata sejarah dan budaya, preferensi masyarakat Indonesia menunjukkan rasa cinta yang besar terhadap aktivitas outdoor dan keindahan alam.

2. Perjalanan domestik jadi pilihan terdepan

Di seluruh kawasan Asia Pasifik, perjalanan domestik menjadi faktor pendorong utama pemulihan industri pariwisata, termasuk di Indonesia. Sebanyak 70 persen wisatawan lebih memilih untuk berlibur di dalam negeri karena faktor kenyamanan dan harga yang lebih terjangkau, membuat destinasi-destinasi seperti Bali, Lombok, dan Yogyakarta semakin populer. Hal ini menandakan kota-kota di Indonesia semakin memiliki daya tarik di mata travellers.

3. Pengaruh harga terhadap pengambilan keputusan

Seperti halnya di sebagian besar kawasan Asia Pasifik, sensitivitas harga merupakan faktor penting bagi wisatawan Indonesia, dengan 46 persen responden menyebutkan bahwa harga terjangkau menjadi prioritas dalam memilih akomodasi. Selain itu, 34 persen wisatawan Indonesia dipengaruhi oleh promosi dan diskon saat memilih destinasi. Hal ini menunjukkan bagaimana biaya, termasuk penawaran menarik, dapat memengaruhi travellers untuk mempertimbangkan pergi ke destinasi yang biasanya tidak mereka pilih.

4. Meningkatnya platform perjalanan digital

Wisatawan Indonesia sangat mengandalkan media sosial (56 persen) dan platform perjalanan (53 persen) sebagai alat utama untuk merencanakan perjalanan. Hal ini mencerminkan kepercayaan mereka semakin meningkat terhadap platform seperti Traveloka, yang memudahkan proses booking dengan berbagai pilihan yang fleksibel. Jika dibandingkan dengan rata-rata hasil survei di kawasan Asia Pasifik yang menggunakan media sosial (42 persen) dan platform perjalanan (40 persen), data di Indonesia menunjukkan adanya engagement konsumen yang lebih tinggi dalam menggunakan alat digital, menandakan adopsi dan konektivitas digital yang kuat di Tanah Air.

5. Perjalanan berkelanjutan semakin banyak dipilih

Sekitar 86 persen wisatawan Indonesia mempertimbangkan nilai keberlanjutan dalam merencanakan liburan, lebih tinggi dari rata-rata regional (80 persen). Hal ini menjadi peluang besar bagi para penyedia layanan perjalanan berkelanjutan, seperti akomodasi ramah lingkungan dan inisiatif green tourism, untuk menarik minat wisatawan di Indonesia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement