Selasa 20 Dec 2022 13:08 WIB

Pencapaian Sempurna Lionel Messi di Lapangan Hijau

Jalan Messi untuk meraih mimpi menjuarai Piala Dunia pertamanya terasa panjang.

Rep: Anggoro Pramudya/ Red: Endro Yuwanto
 Lionel Messi dari Argentina menyentuh trofi Piala Dunia saat ia melewatinya setelah memenangkan penghargaan bola emas selama upacara penghargaan setelah final Piala Dunia FIFA 2022 antara Argentina dan Prancis di Stadion Lusail, Qatar,  Ahad (18/12/2022).
Foto: EPA-EFE/ Friedemann Vogel
Lionel Messi dari Argentina menyentuh trofi Piala Dunia saat ia melewatinya setelah memenangkan penghargaan bola emas selama upacara penghargaan setelah final Piala Dunia FIFA 2022 antara Argentina dan Prancis di Stadion Lusail, Qatar, Ahad (18/12/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Melihat Lionel Messi menangis usai memenangkan trofi Piala Dunia seakan membawa publik pecinta sepak bola masuk ke dalam determinasi dan kepercayaan. Bahwasanya kehidupan adalah sebuah kesempatan untuk rasa syukur.

Messi sempat memutuskan untuk undur diri dari tim nasional (timnas) Argentina setelah dihantam periode gelap kalah dari Jerman pada final Piala Dunia 2014 dan Copa America 2016 silam.

Baca Juga

Namun atas bujuk rayu berbagai pihak khususnya pelatih Lionel Scaloni dan Pablo Aimar, Messi bersedia kembali memperkuat panji La Albiceleste, julukan Argentina.

Jalan Messi untuk meraih mimpi menjuarai Piala Dunia pertamanya terasa panjang, ia tak menghadirkan sukses seketika. Debut manis di Piala Dunia 2006, performa mengecewakan di Piala Dunia 2010 Afrika, akhir pahit Piala Dunia 2014, dan cerita singkat saat mentas di Piala Dunia 2018.

Menukil sabda legenda Brasil, Pele, hidup merupakan sebuah kesempatan pun peluang untuk menemui jalan baru.

"Hidup adalah sebuah kesempatan. Kita tidak mengikuti ujaran bahwa ketakutan merupakan setengah jalan menuju kegagalan. Dalam kemenangan kami merayakan, dalam kekalahan kita belajar. Hidup selalu menawarkan awal yang baru," tulis Pele.

Narasi Pele mengilhami rasa syukur bahwa kehidupan, dalam konteks sepak bola merupakan siklus dan bukan garis linier yang akan terus membawa kita merasakan sensasi 'komidi putar'.

Determinasi, kepercayaan, dan kecintaan merupakan manifestasi atas kejayaan Argentina menjuarai Piala Dunia edisi ke-22, pun kesuksesan Messi menuntaskan ambisinya.

Piala Dunia di Qatar juga terasa sentimentil bagi pemilik nomor punggung 10 itu. Hajatan sepak bola terakbar empat tahunan sekali memang lekat dengan perayaan serta wujud rasa syukur lantaran masih diberi kepercayaan oleh publik Argentina.

"Ini adalah mimpi masa kecil saya. Saya tahu Tuhan akan memberikannya kepada saya. Tak dapat dipercaya bahwa ini adalah kebahagian besar bagi kami," kata Messi usai mengalahkan Prancis.

Laga final melawan Prancis yang dimainkan di Stadion Lusail, Doha, Qatar, Ahad (18/12/2022), berjalan supersulit. Messi mencetak dua gol dengan skor 3-3 bertahan hingga 120 menit. Kemudian pada babak adu penalti, Albiceleste sukses mengungguli Prancis dengan skor 4-2.

Ini ketiga kalinya trofi Piala Dunia singgah ke Argentina. Sebelumnya, tim Tango pernah menjuarai Piala Dunia sebanyak dua kali, yakni pada tahun 1978 dan 1986.

Sementara dalam catatan individu, Messi yang saat ini berusia 35 tahun berhasil mengungguli legenda Jerman Lothar Matthaus untuk mencetak rekor baru sebagai pemain dengan jumlah penampilan terbanyak di Piala Dunia, yakni sebanyak 26 kali.

La Pulga, julukan Messi, pun mengasapi seniornya Gabriel Batistuta sebagai pencetak gol terbanyak dengan torehan 13 gol selama berkostum Argentina di hajat bergengsi Piala Dunia.

Pencapaian Messi begitu paripurna dan patut ditiru oleh semua pesepak bola dunia. Namanya layak disejajarkan dengan legenda sepak bola Diego Maradona oleh publik Amerika Latin.

Meski demikian, tanpa mengurangi rasa hormat kepastian Argentina memantapkan bintang ketiga tak terlepas dari kerja keras seluruh pemain dan staf kepelatihan. Pergulatan entrenador Lionel Scaloni saat meyakinkan Aimar dan skuad untuk melayani Sang Messiah berujung pada kado akhir tahun yang indah.

Pemain Paris Saint-Germain (PSG) itu menutup lembaran indah dalam karier sepak bola, hal yang terus menghantui sang rival Cristiano Ronaldo bersama timnas Portugal.

Menyerap fragmen di atas sesungguhnya Piala Dunia merupakan wujud dari determinasi hidup, kebahagiaan dan perjuangan. Negara, Argentina, menjadi fasilitator dan Messi tuntas memenuhi kepercayaan publik dengan rasa cinta.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement