Selasa 20 Dec 2022 20:55 WIB

Akhir 2022, Sri Mulyani: Realisasi Belanja APBN Baru Terserap 87,5 Persen

Menkeu Sri Mulyani menyebut belanja Non-K/L yang terserap masih di bawah target

Rep: Novita Intan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Keuangan Sri Mulyani. Pemerintah mencatat realisasi belanja negara sebesar Rp 2.717,6 triliun per November 2022. Adapun realisasi ini hanya 87,5 persen dari target yang dipatok dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2022 sebesar Rp 3.106,4 triliun.
Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Menteri Keuangan Sri Mulyani. Pemerintah mencatat realisasi belanja negara sebesar Rp 2.717,6 triliun per November 2022. Adapun realisasi ini hanya 87,5 persen dari target yang dipatok dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2022 sebesar Rp 3.106,4 triliun.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Pemerintah mencatat realisasi belanja negara sebesar Rp 2.717,6 triliun per November 2022. Adapun realisasi ini hanya 87,5 persen dari target yang dipatok dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2022 sebesar Rp 3.106,4 triliun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, realisasi belanja negara merupakan bukti pemerintah melakukan aksi untuk menjaga perekonomian dan rakyat dari guncangan ekonomi dunia. “Maka demikian, harapannya, momentum pemulihan ekonomi tetap terjaga dan daya beli masyarakat tetap terpelihara,” ujarnya saat konferensi pers APBN KiTA, Selasa (20/12/2022).

Sri Mulyani mencatat, dari total realisasi yang ada sebesar Rp 954,4 triliun di antaranya merupakan belanja kementerian/lembaga. Adapun realisasi kementerian/lembaga menjadi satu-satunya pos belanja yang sudah mencapai target APBN sebesar 100,9 persen dari pagu.

"Belanja KL melebihi target karena sepanjang 2022 kami memberikan berbagai tambahan anggaran KL, terutama untuk membantu masyarakat, seperti bantuan sosial yang bertujuan untuk mendukung stabilitas harga dan membantu masyarakat," ucapnya.

Jika belanja kementerian/lembaga sudah melampaui target, sebaliknya, belanja non kementerian/lembaga sebesar Rp 1.013,5 triliun atau baru 74,7 persen dari target yang dipatok dalam APBN 2022. Sri Mulyani menyebut sebagian besar belanja non kementerian/lembaga didominasi pemberian subsidi dan kompensasi bahan bakar minyak juga listrik, juga pembayaran pensiun ASN termasuk pembayaran THR. 

“Jadi, realisasinya tetap saja langsung diterima oleh rakyat. Mayoritas bagi rakyat semua,” ucapnya.

Kemudian belanja transfer ke daerah dan dana desa per November 2022 sebesar Rp 749,7 triliun atau 93,2 persen dari alokasi TKDD dalam APBN 2022.  Ke depan Sri Mulyani optimis TKDD bisa terserap seluruhnya pada akhir tahun 2022. 

Sedangkan pembiayaan investasi, pemerintah telah mengucurkan dana sebesar Rp 82,05 triliun. Ini termasuk suntikan modal dalam bentuk penyertaan modal negara.“Termasuk yang beredar kabar hari ini, yaitu PMN PT Garuda Indonesia sebesar Rp 7,5 triliun,” ucapnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement