Rabu 21 Dec 2022 09:06 WIB

Mengenal Bisht, Jubah Kebanggaan Raja-Raja Arab yang Dipakai Messi Saat Angkat Trofi

Bisht sering dianggap sebagai tanda prestise atau status tinggi.

Lionel Messi dari Argentina menerima jubah tradisional Arab dari Tamim bin Hamad Al Thani (2-L), Emir Qatar, saat Presiden FIFA Gianni Infantino (kanan) melihat setelah Final Piala Dunia FIFA 2022 antara Argentina dan Prancis di stadion Lusail, Lusail , Qatar,   Ahad (18/12/2022). Mengenal Bisht, Jubah Kebanggaan Raja-Raja Arab yang Dipakai Messi Saat Angkat Trofi
Foto: EPA-EFE/Georgi Licovski
Lionel Messi dari Argentina menerima jubah tradisional Arab dari Tamim bin Hamad Al Thani (2-L), Emir Qatar, saat Presiden FIFA Gianni Infantino (kanan) melihat setelah Final Piala Dunia FIFA 2022 antara Argentina dan Prancis di stadion Lusail, Lusail , Qatar, Ahad (18/12/2022). Mengenal Bisht, Jubah Kebanggaan Raja-Raja Arab yang Dipakai Messi Saat Angkat Trofi

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Para penggemar di seluruh dunia menyaksikan legenda sepak bola Argentina Lionel Messi mengangkat trofi Piala Dunia FIFA pada Ahad malam (18/12/2022) sambil mengenakan bisht tradisional Teluk.

Jubah itu mendapat pujian dari sudut-sudut internet yang jauh. Namun, ada juga mereka yang gagal memahami pentingnya pakaian yang dihormati ini. Jubah tradisional Arab yang disebut bisht dilihat sebagai tanda penghormatan di Teluk dan sekitarnya.

Baca Juga

Dilansir di Arab News, Senin (19/12/2022), bisht hanya dikenakan pada acara-acara khusus, seperti pernikahan. Anggota keluarga kerajaan biasanya terlihat mengenakan pakaian tersebut saat menghadiri acara formal.

Bisht telah menjadi pilihan pakaian formal bagi politikus, ulama dan individu berpangkat tinggi di negara-negara Teluk Arab, Irak dan negara-negara di utara Arab Saudi selama berabad-abad. Bahkan jubah tradisional ini bertindak sebagai pakaian yang membedakan bagi mereka yang memakainya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Selección Argentina (@afaseleccion)

Bisht sering dianggap sebagai tanda prestise atau status tinggi dan inilah mengapa seni menjahit bisht adalah keterampilan yang diturunkan dari generasi ke generasi. Pakaian tersebut umumnya terbuat dari wol.

Varian bisht termahal menggunakan bulu unta, llama, atau wol kambing. Sulaman ditempatkan di bagian lengan dan kerah dan dibuat menggunakan jahitan emas dan perak murni. Harga satu lembar bisht dapat berkisar hingga 9.000 dolar AS atau sekitar Rp 140 juta.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement