Rabu 28 Dec 2022 13:43 WIB

KP2C Beri Imbauan Terkait Potensi Banjir di Sungai Cileungsi dan Cikeas

Banjir yang terjadi di wilayah hilir atau di Bekasi, bukan karena hujan lokal.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Agus Yulianto
Warga mengendarai sepeda melintasi Jalan Kartini yang tergenang banjir. Banjir disebabkan intensitas hujan yang tinggi di sepanjang aliran hulu Sungai Cileungsi dan Cikeas.
Foto: ANTARA/Suwandy
Warga mengendarai sepeda melintasi Jalan Kartini yang tergenang banjir. Banjir disebabkan intensitas hujan yang tinggi di sepanjang aliran hulu Sungai Cileungsi dan Cikeas.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi potensi cuaca ekstrem akan terus berlangsung di Indonesia hingga pergantian tahun. Komunitas Peduli Sungai Cileungsi Cikeas (KP2C) memberikan imbauan terkait adanya potensi banjir di tengah cuaca ekstrem ini.

Ketua KP2C Puarman menjelaskan, berdasarkan kejadian selama ini, banjir yang terjadi di wilayah hilir atau di Bekasi bukan karena hujan lokal. Melainkan akibat luapan sungai yang berasal dari hulu sungai, atau di Sukamakmur, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor.

Kendati demikian, sistem peringatan dini KP2C berupa CCTV dan petugas pantau di hulu bekerja dengan baik. “Untuk di hilir, Pertemuan Cileungsi dan Cikeas (P2C), CCTV sedang dalam perbaikan,” kata Puarman, Rabu (28/12/2022).

Menurut Puarman, jika ada kenaikan Tinggi Muka Air (TMA) di hulu, pihaknya sudah bisa mendeteksi sejak enam hingga delapan jam sebelumnya. Lantaran situasi serupa sebenarnya sudah sering dan biasa dihadapi selama ini.

Maka dari itu, Puarman mengimbau, agar masyadakat tidak perlu panik. Sehingga, jika ada kejadian yang tidak diinginkan bisa dihadapi dengan tenang dan kewaspadaan yang terukur.

“Jika ada potensi banjir, KP2C akan memberikan peringatan dini dan sebaliknya jika tidak ada info, berarti kondisi aman dan normal,” tegasnya.

Terpisah, Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Bogor Iwan Setiawan mengatakan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor akan melakukan sosialisasi terhadap masyarakat terkait potensi cuaca ekstrem. Ia pun akan menyiagakan, personel dan aparat yang akan membantu mitigasi.

Di samping itu, lanjut Iwan, Pemkab Bogor juga memiliki Desa Tanggap Bencana (Destana) yang sudah terlatih untuk menginformasikan cuaca ekstrem. Terutama di wilayah berbahaya seperti di daerah tebingan dan sungai, dimana masyarakat perlu dimitigasi.

“Kami minta ke seluruh masyarakat, apalagi Bogor daerah wisata dan juga di daerah pegunungan dan daerah rawan banjir (untuk) hati-hati, jangan terlena, karena cuaca ekstrem ini tidak bisa kita prediksi,” kata Iwan.

Pada prinsipnya, kata dia, Pemkan Bogor sudah siap siaga. Ditambah dengan informasi dari BMKG yang terus menyampaikan keterbaruan terkait cuaca.

“Ini juga harus diperhatikan, jangan dianggap itu selewat, dan walaupun terjadi mudah-mudahan kami di Pemerintah harus siap siaga untuk menangani itu,” ujarnya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement