REPUBLIKA.CO.ID, PASER -- Blok Mahakam yang saat ini dioperasikan oleh PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) menutup lifting migas akhir tahun 2022 di angka 230 ribu barel. Lifting terakhir pada tahun lalu tersebut melengkapi rata-rata produksi harian Blok Mahakam yang mencapai angka 520 mmscfd untuk gas dan produksi minyak mencapai 24.961 barel minyak per hari (BOPD).
Wakil Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Nanang Abdul Manaf mengapresiasi langkah PHM dalam menjaga produksi Blok Mahakam. Ia terjun langsung ke Lapangan Senipah di Paser, Kalimantan Timur sebagai wujud apresiasinya kepada PHM yang menjadi salah satu kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) yang mampu berkontribusi dalam produksi minyak nasional pada tahun ini.
"PHM mampu melakukan banyak inovasi untuk bisa menahan laju decline rate yang semula diprediksi mencapai 60 persen. Namun, dengan berbagai upaya keras, saat ini Blok Mahakam masih tetap berkontribusi besar dalam total produksi minyak nasional," ujar Nanang saat ditemui di Senipah, Paser, Ahad (1/1) dini hari.
Nanang menjelaskan, peranan minyak dan gas ke depannya akan semakin dibutuhkan di tengah proses transisi energi yang saat ini tengah berlangsung. Menurutnya, sektor migas akan terus semakin dibutuhkan karena peranannya tidak hanya sebagai sumber energi, tetapi juga sebagai modal pembangunan sebagai bahan baku berbagai industri seperti petrokomia, pupuk, dan lainnya.
Meski demikian, lanjut Nanang, era easy oil sudah tidak ada lagi. Sekarang, tantangan semakin menantang. Maka dari itu, ujarnya, seluruh KKKS diimbau untuk dapat mengagresifkan eksplorasi sebagai wujud tabungan agar dapat dikomersialisasi beberapa waktu ke depan.
"Saya harap agar KKKS fokus kepada aspek operasi. Saya sebagai Chief Operation Officer siap untuk mendukung KKKS dalam pemenuhan target pada tahun 2030 yaitu produksi minyak 1 juta barel per hari (BOPD) dan gas 12 miliar kaki kubik per hari (BSCFD)", terang Nanang.
General Manager PT Pertamina Hulu Mahakam, Raam Krisna menjelaskan, salah satu upaya yang dilakukan PHM dalam menjaga produksi pada tahun ini dengan melakukan inovasi teknologi guna meningkatkan recovery rate dari sumur-sumur migas yang ada.
“Kami terus berupaya menahan laju penurunan produksi alamiah dengan menerapkan praktik-praktik engineering terbaik dalam operasi produksi, drilling, well intervention/well connection, maintenance/inspection works didukung dengan implementasi SUPREME dalam memelihara dan meningkatkan keandalan fasilitas operasi dan produksi PHM,” ujar Krisna.
Dengan capaian rata-rata produksi pada 2022, PHM telah mencapai 97 persen produksi gas dan 99 persen produksi minyak dari target yang telah disepakati bersama antara SKK Migas dan PHM. Selain itu, Krisna juga memaparkan bahwa pemberian insentif dari pemerintah pada awal 2021 telah membuka peluang bagi PHM untuk melanjutkan program kerja pengembangan Wilayah Kerja (WK) Mahakam secara lebih ekstensif termasuk program eksplorasi sumur baru.
“Kami berhasil merealisasi sumur tajak pada 2022 yaitu sebanyak 96 development well dan satu sumur eksplorasi. Hal ini tentu saja wujud nyata upaya PHM untuk menahan laju penurunan produksi dan mendukung pencapaian target produksi migas nasional,” imbuh Krisna.