REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Liverpool harus mengakui keunggulan tuan rumah saat bertandang ke markas Brentford, Stadion Community, pada pekan ke-19 Liga Primer Inggris, Selasa (3/1/2023) dini hari WIB. The Reds pulang dari lawatan ke kandang klub asal London itu dengan tangan hampa usai menelan kekalahan, 1-3.
Pada babak pertama, Liverpool bahkan sudah tertinggal dua gol. Bek tengah asal Prancis, Ibrahima Konate, melakukan gol bunuh diri usai gagal mengantisipasi bola hasl sepak pojok. Pada pengujung babak pertama, tepatnya menit ke-42, Brentford kembali menggandakan keunggulan via gol tandukan Yoane Wissa.
Liverpool sempat membalas saat babak kedua menginjak menit kelima via tandukan Alex Oxlaide-Chamberlain. Eks winger Arsenal itu memaksimalkan umpan lambung dari Trent Alexander-Arnold. Namun, itu menjadi satu-satunya gol yang mampu diciptakan the Reds di laga ini.
Pada menit ke-84, Brentford mengakhiri perlawanan the Reds dengan torehan gol dari Bryan Mbuemo. Gelandang serang asal Kamerun itu berhasil mengalahkan Konate dalam duel perebutan bola dalam sebuah serangan balik cepat. Setelah menguasai bola, Mbuemo pun dengan mudah menaklukkan kiper Liverpool, Allison.
Pelatih Liverpool, Juergen Klopp, menilai, gol Mbuemo tersebut tidak sah. Pasalnya, Mbuemo kedapatan mendorong Konate saat berduel dalam perebutan bola. Namun, wasit Stuart Attwell tetap mengesahkan gol tersebut. Pun dengan keputusan Video Assistant Referre (VAR), yang menilai insiden itu bukanlah pelanggaran.
''Kami sempat berusaha untuk bisa menyamakan kedudukan, sebelum akhirnya kebobolan gol ketiga. Gol itu seharusnya tidak disahkan. Kedua pemain sama-sama melakukan sprint saat berusaha mendapatkan bola. Dengan dorongan kecil, Anda bisa kehilangan keseimbangan dan terjatuh. Namun, Stuart Atwell (wasit) tidak melihatnya,'' ujar Klopp seperti dilansir Sports Mole, Selasa (3/1/2023).
Terlepas dari penilaiannya soal gol ketiga Brentford, Klopp mengakui, anak-anak asuhnya tidak mampu tampil maksimal di laga tersebut. Gol kedua Brentford, ujar pelatih asal Jerman itu, lahir dari kegagalan para penggawa the Reds mengantisipasi serangan the Bees. Gol itu dianggap menjadi penentu jalannya pertandingan.
''Gol kedua seperti hadiah dari kami untuk mereka. Jadi, gol kedua mereka menjadi penentu hasil di laga ini, gol ketiga seharusnya tidak disahkan. Terakhir, kami seharusnya bisa tampil lebih baik,'' kata eks pelatih Borussia Dortmund tersebut.