In Picture: Potensi Gelombang Infeksi Covid-19 Omicron Hasil Mutasi di China
Tingkat infeksi ulang akan meningkat karena perlindungan vaksin berkurang. .
Rep: Mark R Cristino/ Red: Yogi Ardhi
Warga mengenakan masker beraktivitas di kawasan bisnis Beijing, China, (3/1/2023). Para ilmuwan telah memperingatkan China bahwa negara tersebut akan menghadapi beberapa gelombang infeksi COVID-19 karena varian Omicron bermutasi untuk menyebar lebih cepat dan menghindari kekebalan. (FOTO : EPA-EFE/MARK R. CRISTINO)
Warga mengenakan masker beraktivitas di kawasan bisnis Beijing, China, (3/1/2023). Para ilmuwan telah memperingatkan China bahwa negara tersebut akan menghadapi beberapa gelombang infeksi COVID-19 karena varian Omicron bermutasi untuk menyebar lebih cepat dan menghindari kekebalan. (FOTO : EPA-EFE/MARK R. CRISTINO)
Warga mengenakan masker beraktivitas di kawasan bisnis Beijing, China, (3/1/2023). Para ilmuwan telah memperingatkan China bahwa negara tersebut akan menghadapi beberapa gelombang infeksi COVID-19 karena varian Omicron bermutasi untuk menyebar lebih cepat dan menghindari kekebalan. (FOTO : EPA-EFE/MARK R. CRISTINO)
Warga mengenakan masker beraktivitas di kawasan bisnis Beijing, China, (3/1/2023). Para ilmuwan telah memperingatkan China bahwa negara tersebut akan menghadapi beberapa gelombang infeksi COVID-19 karena varian Omicron bermutasi untuk menyebar lebih cepat dan menghindari kekebalan. (FOTO : EPA-EFE/MARK R. CRISTINO)
Seorang pengantar obat menyiapkan obat di toko obat di Beijing, China, 03/1/2023. Para ilmuwan telah memperingatkan China bahwa negara tersebut akan menghadapi beberapa gelombang infeksi COVID-19 karena varian Omicron bermutasi untuk menyebar lebih cepat dan menghindari kekebalan. (FOTO : EPA-EFE/MARK R. CRISTINO)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Warga mengenakan masker beraktivitas di kawasan bisnis Beijing, China, (3/1/2023). Para ilmuwan telah memperingatkan China bahwa negara tersebut akan menghadapi beberapa gelombang infeksi COVID-19 karena varian Omicron bermutasi untuk menyebar lebih cepat dan menghindari kekebalan.
Menurut ahli virologi Shan-Lu Liu dari Ohio State University di AS, tingkat infeksi ulang akan meningkat karena perlindungan vaksin berkurang. Orang-orang dari Beijing, Shanghai, dan Wuhan telah kembali bekerja karena pembatasan telah dicabut dan ketika China berupaya memulihkan ekonominya.
sumber : EPA EFE
Advertisement