Selasa 03 Jan 2023 14:57 WIB

Epidemiolog: Tetap Gunakan Masker dan Waspadai Situasi Landai Saat Ini

Epidemiolog membenarkan situasi sudah lebih terkendali.

Red: Friska Yolandha
Suasana saat Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Ahad (13/11/2022). Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengimbau semua pihak untuk tetap menggunakan masker.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Suasana saat Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Ahad (13/11/2022). Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengimbau semua pihak untuk tetap menggunakan masker.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengimbau semua pihak untuk tetap menggunakan masker. Masyarakat juga harus lebih mewaspadai situasi pandemi COVID-19 yang dapat dikatakan landai saat ini.

"Saya tetap imbau pakai masker di mana pun kecuali anda melihat situasinya memungkinkan untuk tidak memakai masker, karena saat ini masih penting dan masih perlu memakai masker," kata Dicky, Selasa (3/1/2023).

Baca Juga

Menanggapi pernyataan pemerintah terkait penggunaan masker di ruang terbuka, Dicky membenarkan jika situasi sudah lebih terkendali untuk masyarakat sedikit melonggarkan protokol kesehatannya. 

Namun dirinya menilai tidak ada satu pun ruang terbuka yang sudah bisa dikatakan 'aman' karena belum semua tempat, sudah memenuhi syarat untuk bebas dari penularan. Sehingga pemakaian masker tidak boleh ditekankan hanya pada orang sakit atau pada saat berada dalam kerumunan yang ramai saja, tapi untuk semua situasi dan kondisi.

"Konteksnya saat ini bergantung pada situasi, meskipun di ruang terbuka, sehat, tapi kondisi seperti saat ini justru ada ancaman XBB 1.5 di ruang terbuka, jadi ruang terbuka itu juga tidak sesuai dengan definisinya yang dikatakan baik tadi," katanya.

Menurutnya, pemerintah harus segera menjelaskan dengan lebih baik maksud dari konteks ruang terbuka yang dimaksud aman dari infeksi COVID-19 tersebut. Sebab, penekanan ruang terbuka yang aman akan terus bergantung pada perubahan situasi saat ini.

Dikhawatirkan bila tidak dijelaskan secara lebih detail, akan muncul rasa abai yang besar dalam diri masyarakat dan memicu peningkatan kasus infeksi yang tajam seperti yang terjadi di Swedia pada saat ini.

Di akhir tahun 2022, Swedia menjadi negara yang paling tinggi angka kematiannya di Eropa karena Kerajaan Swedia telah mencabut semua jenis kebijakan protokol kesehatannya termasuk pemakaian masker di ruang publik.

 

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبَدَاَ بِاَوْعِيَتِهِمْ قَبْلَ وِعَاۤءِ اَخِيْهِ ثُمَّ اسْتَخْرَجَهَا مِنْ وِّعَاۤءِ اَخِيْهِۗ كَذٰلِكَ كِدْنَا لِيُوْسُفَۗ مَا كَانَ لِيَأْخُذَ اَخَاهُ فِيْ دِيْنِ الْمَلِكِ اِلَّآ اَنْ يَّشَاۤءَ اللّٰهُ ۗنَرْفَعُ دَرَجَاتٍ مَّنْ نَّشَاۤءُۗ وَفَوْقَ كُلِّ ذِيْ عِلْمٍ عَلِيْمٌ
Maka mulailah dia (memeriksa) karung-karung mereka sebelum (memeriksa) karung saudaranya sendiri, kemudian dia mengeluarkan (piala raja) itu dari karung saudaranya. Demikianlah Kami mengatur (rencana) untuk Yusuf. Dia tidak dapat menghukum saudaranya menurut undang-undang raja, kecuali Allah menghendakinya. Kami angkat derajat orang yang Kami kehendaki; dan di atas setiap orang yang berpengetahuan ada yang lebih mengetahui.

(QS. Yusuf ayat 76)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement