Selasa 03 Jan 2023 21:11 WIB

Beijing Kecam Pembatasan Pengunjung dari China oleh Sejumlah Negara

Jepang, AS, Italia, Malaysia, Spanyol, Maroko, Qatar, Kanada, Korea Selatan, Taiwan

Red: Lida Puspaningtyas
Penumpang yang tiba dari China dites COVID-19 setibanya di Bandara Malpensa Milan, Milan, Italia, Kamis 29 Desember 2022.
Foto: Alessandro Bremec/LaPresse via AP
Penumpang yang tiba dari China dites COVID-19 setibanya di Bandara Malpensa Milan, Milan, Italia, Kamis 29 Desember 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- China mengecam berbagai kebijakan pembatasan Covid-19 yang diambil sejumlah negara terhadap pelaku perjalanan dari negara berpenduduk terbesar di dunia itu.

"Kami dengan tegas menentang praktik memanipulasi langkah-langkah pencegahan dan pengendalian epidemi untuk mencapai tujuan politik, dan akan mengambil langkah-langkah yang sesuai dengan prinsip timbal balik," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning dalam konferensi pers di Beijing pada Selasa (3/1/2023).

Baca Juga

Mao mengatakan pembatasan yang diberlakukan hanya terhadap pelaku perjalanan dari China tidak dapat diterima karena respons pengendalian epidemi itu tidak memiliki kepatutan ilmiah, demikian laporan stasiun televisi negara, CGTN.

Kemarahan Beijing muncul setelah Jepang, AS, Italia, Malaysia, Spanyol, Maroko, Qatar, Kanada, Korea Selatan, dan Taiwan mengumumkan perlunya hasil tes negatif Covid-19 bagi pelaku perjalanan yang datang dari China.

Langkah-langkah tersebut kontras dengan keputusan Beijing untuk membatalkan karantina wajib bagi semua pengunjung yang masuk ke China mulai 8 Januari 2023.

Namun, Beijing mengatakan persyaratan Covid-19 yang diberlakukan oleh negara-negara terhadap pelaku perjalanan dari China harus didasarkan pada sains.

China menghadapi lonjakan infeksi yang signifikan setelah menghapus kebijakan nol Covid yang ketat bulan lalu, menyusul kerusuhan dan protes yang belum pernah terjadi sebelumnya di beberapa bagian negara itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement