Selasa 03 Jan 2023 22:00 WIB

Jaksel Bangun Taman Ketahan Pangan

Taman itu bernama Taman Perubahan.

Seorang warga memanen sayuran sawi pagoda dari kebun pekarangan (ilustrasi). Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan (Pemkot Jaksel) membangun taman untuk menciptakan ketahanan pangan dengan menanam tanaman produktif di Kelurahan Pejaten Barat, Pasar Minggu.
Foto: ANTARA/Ari Bowo Sucipto
Seorang warga memanen sayuran sawi pagoda dari kebun pekarangan (ilustrasi). Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan (Pemkot Jaksel) membangun taman untuk menciptakan ketahanan pangan dengan menanam tanaman produktif di Kelurahan Pejaten Barat, Pasar Minggu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan (Pemkot Jaksel) membangun taman untuk menciptakan ketahanan pangan dengan menanam tanaman produktif di Kelurahan Pejaten Barat, Pasar Minggu.

"Kami membuat Taman Perubahan di RW 03 tepatnya di samping Kantor Kelurahan Pejaten Barat," kata Lurah Pejaten Barat Asep Umar dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (3/1/2023).

Baca Juga

Asep menuturkan taman yang memiliki luas kurang lebih 500 meter persegi itu, ditanami berbagai tanaman produktif. Seperti pakcoy, labu, kangkung, hingga tanaman obat keluarga (toga). Pemandangan taman itu semakin indah dengan dibuat kolam pembibitan benih ikan nila, dihiasi mural, dan tempat budidaya magot.

Dia menambahkan, awalnya lahan yang semula kumuh itu dibuat menjadi taman produktif yang bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan pangan maupun nilai ekonomis bagi warga sekitar. "Makna dari nama 'Taman Perubahan' adalah kita mengubah dari lokasi yang tadinya tidak terurus menjadi tempat menghasilkan pundi-pundi rupiah," ujarnya.

Harapan Asep, dalam jangka waktu satu sampai satu bulan setengah berbagai jenis tanaman sudah bisa dipanen sehingga bisa dijual ke pasar oleh warga. Nantinya, hasil penjualan akan dimasukkan ke dalam kas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan para petugas.

Mengenai dana yang dihabiskan untuk membangun Taman Perubahan, Asep menyebutkan berasal dari program tanggung jawab sosial (corporate social responsibility/ CSR) perusahaan swasta dan sumbangan warga.

"Harapannya ke depan bagi masyarakat Kelurahan Pejaten Barat ikut menjaga lingkungan, mengoptimalkan lahan sehingga menghasilkan nilai ekonomis," katanya.

Sebelumnya, Kelurahan Pejaten Barat menyulap halaman utara kantor kelurahan tersebut menjadi taman satwa (mini zoo) sebagai sarana edukasi bagi anak tentang hewan. "Kita akan edukasi, jangan sampai mereka juga takut terhadap satwa-satwa terutama ular," kata Asep.

Asep menjelaskan, ide membuat taman satwa tersebut tercetus saat melihat warga yang membawa anak saat akan meminta pelayanan di kantor kelurahan.

 

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement