Kamis 05 Jan 2023 00:55 WIB

Inggris Tegaskan akan Pimpin Gugus Tugas NATO pada 2024

Inggris siap menggantikan Jerman untuk pimpin Gugus Tugas NATO

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Esthi Maharani
ilustrasi nato
Foto: russia-insider.com
ilustrasi nato

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - Inggris mengatakan pada Selasa (3/1/2023) waktu setempat bahwa pihaknya berkomitmen memimpin gugus tugas gabungan Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pada 2024. Pernyataan ini menepis laporan Table Media di Berlin bahwa penundaan Inggris mendorong kementerian pertahanan Jerman memperpanjang kepemimpinannya usai 2023.

Inggris adalah negara berikutnya yang akan memimpin Satuan Tugas Gabungan Kesiapan Sangat Tinggi NATO (VJTF) setelah Jerman.

"Inggris siap menghormati komitmen kami untuk memimpin Satuan Tugas Gabungan Kesiapan Sangat Tinggi NATO (VJTF) pada 2024, setiap desas-desus sebaliknya sama sekali tidak benar," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Inggris. "NATO saat ini sedang meninjau rencana militer dan model kekuatannya yang dapat memengaruhi permintaan mereka kepada anggota Aliansi," juru bicara itu menambahkan.

Mengutip sumber-sumber tentara Jerman, media berita Table.Media melaporkan sebelumnya bahwa Inggris akan mengambil alih kepemimpinan pada tahun 2024. Namun pengambilalihannya dikatakan beberapa bulan lebih lambat dari yang direncanakan.

"Tidak ada yang resmi yang bisa saya ceritakan tentang hal ini saat ini," kata juru bicara kementerian pertahanan Jerman kepada kantor berita Reuters sebagai tanggapan.

Prancis menyerahkan komando VJTF ke Bundeswehr Jerman minggu ini selama 12 bulan. Jerman menyediakan hingga 2.700 tentara sebagai negara pemimpin.

VJTF dibuat setelah Rusia secara sepihak mencaplok Krimea dari Ukraina pada 2014. Gugus ini dikerahkan untuk pertama kalinya untuk pertahanan kolektif setelah Rusia menginvasi Ukraina pada bulan Februari.

Posisi kepemimpinan dirotasi di antara anggota untuk berbagi beban yang ditempatkan pada militer. Selain itu ada brigade terikat dengan VJTF selama tiga tahun untuk membantu fase stand-up, stand-by dan stand-down, yang berarti mereka tidak tersedia untuk misi lain atau kewajiban internasional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement