REPUBLIKA.CO.ID,KAIRO–Imam besar Al Azhar, Syekh Ahmed Al-Tayyeb mengatakan kemerosotan nilai-nilai agama adalah salah satu pendorong utama perang dan kekerasan di seluruh dunia. Komentar ulama Mesir ini disampaikan selama pertemuan baru-baru ini dengan Paus Tawadros II dari Gereja Ortodoks Koptik.
"Perang yang kita saksikan hari ini terutama disebabkan oleh penyimpangan moral agama, penyebaran ateisme, dan ketidakpercayaan kepada Tuhan,"katanya dilansir dari Arab News, Kamis (5/1/2023).
Didampingi delegasi ulama senior dari lembaga ilmiah Islam dan lembaga keagamaan terbesar di Mesir, ia mengunjungi Tawadros untuk menyampaikan ucapan selamat Natal dan tahun baru. Dia kemudian menekankan kebutuhan umat Islam dan Kristen di Mesir dan di seluruh dunia untuk mendekatkan diri kepada Tuhan di saat krisis untuk mewujudkan keamanan dan stabilitas internasional.
Banyak masalah dunia, katanya, berasal dari penyebaran keegoisan, kesombongan, dan tirani kekuasaan dan uang. Serta jarak dari nilai dan moral, dan keterasingan dari identitas.
Tawadros mengatakan kunjungan Al Tayyeb membawa serta keramahan, cinta, dan perasaan baik. Dia juga menyebut bahwa pertemuan semacam itu mencerminkan kekuatan hubungan yang mengikat antara umat Kristen dan Muslim di Mesir.
Al Azhar Al Sharif telah mendorong penyampaian pesan Natal kepada komunitas Kristen di seluruh dunia, dibuktikan dengan salam Al Tayyeb kepada Paus Francis, Tawadros, Uskup Agung Inggris Canterbury Justin Welby, Uskup Agung Bartholomew I dari Konstantinopel, dan lainnya pemimpin gereja internasional.
Dalam sebuah pernyataan dari Observatorium Al Azhar untuk Memerangi Ekstremisme menyebut: “Salam ini membawa seruan eksplisit untuk mengangkat suara persaudaraan dan perdamaian agar keamanan dan stabilitas berlaku di mana-mana.”
Tawadros juga menerima Mahmoud Tawfik, Menteri Dalam Negeri Mesir, Mohamed Maait, Menteri Keuangan Negara, dan delegasi pendamping mereka, di markas besar kepausan di Kairo. Dia memimpin doa massal Natal pada Jumat malam di Katedral Kelahiran Kristus di Ibukota Administrasi Baru di Kairo, di hadapan para pejabat.