Rabu 11 Jan 2023 00:07 WIB

Yang Diinginkan Jenazah Jika Hidup Lagi

Ternyata jenazah memendam satu keinginan terhadap Allah.

Ilustrasi jamaah mendoakan jenazah kerabatnya.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Ilustrasi jamaah mendoakan jenazah kerabatnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Namanya jenazah, jasadnya pasti sudah mati. Tapi ruhnya tetap hidup. Ruh si jenazah ingin sekali melakukan satu hal jika Allah memberikan kepadanya sekali lagi kesempatan hidup di dunia. Apa itu?

Jawabannya adalah sedekah, ibadah sosial yang menunjukkan empati kepada orang lain. Ibadah yang berat dilakukan oleh orang kikir. Amalan yang sulit, bahkan mustahil dijalankan pecinta dunia. 

Allah berfirman dalam Surah al-Munafiqun ayat 10,

رَبِّ لَوْلَآ اَخَّرْتَنِيْٓ اِلٰٓى اَجَلٍ قَرِيْبٍۚ فَاَصَّدَّقَ وَاَكُنْ مِّنَ الصّٰلِحِيْنَ

Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian) ku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang saleh.

 

Pelaku sedekah yang hina adalah mereka yang memberikan sebagian hartanya kepada orang lain dengan disertai keburukan atau shadaqah yatba’uha adza. Contohnya adalah memberikan sedekah, tapi sambil mengungkit apa yang disedekahkan kepada orang-orang. Tujuannya meminta pengakuan dan penghormatan dari orang lain. 

Atau yang lebih parah, bersedekah tapi sambil menghina dan mencaci maki si penerima sedekah. Sedekah semacam ini akan mengotori hati, dan justru nantinya akan berbuah dosa. 

Lainnya adalah sedekah yang disertai dengan ‘perhitungan’ sama Allah. Maksudnya adalah sedekah yang kemudian dijadikan tawassul atau bargaining kepada Allah. Mungkin ini adalah sedekah yang ‘politis’ terhadap Allah. 

Ya Allah, saya sudah bersedekah sebanyak ini, maka berilah pahala sebanyak mungkin. Ya Allah saya sudah bersedekah membantu fakir miskin, maka kabulkan doa hamba yang ingin lulus ujian sekolah, misalkan.

Yang lebih tinggi lagi adalah bersedekah yang diniatkan hanya untuk Allah. Setelah itu lupakan apa yang pernah disedekahkan. Sekali lagi lupakan dan jangan pernah diingat lagi. Lalu bagaimana dengan pahala Allah, serahkan saja kepada Allah. Biar gusti Allah yang mengurus hal tersebut. Itulah sedekah yang terbaik. Sedekah yang tidak menginginkan balasan apa pun sedekah yang diikuti dengan ketulusan. 

Bagaimana jika tak mampu bersedekah? kalau demikian, maka berkatalah yang baik. 

قَوْلٌ مَّعْرُوفٌ وَمَغْفِرَةٌ خَيْرٌ مِّن صَدَقَةٍ يَتْبَعُهَآ أَذًى ۗ وَٱللَّهُ غَنِىٌّ حَلِيمٌ

Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun (al-Baqarah: 263).

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement